Senin, 31 Desember 2007

Penghujung 2007: Duta Wisata Bontang 2007/2008




Sudah dua pekan atau setengah bulan, tepatnya 15 hari, saya nggak sempat lagi buka-buka dan menulis di blog sederhana ini. Banyak sekali kegiatan yang harus saya ikuti dan selesaikan di penghujung 2007 ini. Mulai dari menuntaskan tugas-tugas di tempat kerja, ngemce, jadi juri, ngasih materi (karya tulis ilmiah buat guru-guru SD, materi public speaking buat duwis), menyelesaikan beberapa karya tulis yang akhirnya keteteran karena ngggak fokus, dan lain-lain.

Akan tetapi, yang paling menyita waktu dan pikiran adalah beban tugas saya sebagai ketua panitia Pemilihan Duta Wisata Bontang 2007/2008 yang diselenggarakan Bidang Pariwisata, Seni, dan Budaya (Parsenibud) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bontang bekerjasama dengan Adwindo (Asosiasiasi Duta Wisata Indonesia) Kota Bontang dan G-Entertainment yang keduanya saya ketuai, juga didukung Kaltim Post dan beberapa sponsor lainnya.

Even ini untuk kali ketiga saya gawangi bersama tim, yaitu tahun 2005, 2006, 2007. Sebenarnya embrionya sudah tahun 2001 saat kegiatan ini masih dibawah naungan Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi. Terus nggak jalan. Sampai kemudian ada Bidang Parsenibud. Sekadar informasi, di Bontang belum berdiri Dinas Pariwisata. Jadi, sekarang masih menginduk kepada Disdik.

Semestinya pelaksanaannya bukan bulan Desember. Oleh karena ada revisi anggaran jadi mundur. Padahal, dua tahun berturut-turut pada bulan Agustus. Akan tetapi, dengan segala upaya bersama teman-teman muda dan yang berjiwa muda, alhamdulillah, meski berat, kelar juga.

Rangkaian kegiatan antara lain road show ke sekolah-sekolah untuk rekrut calon peserta sekaligus kampanye tentang remaja dan narkoba agar mereka terhindar dari perilaku seks bebas dan penggunaan obat-obatan terlarang. Selain itu, antispasi globar warming juga menjadi materi kampanye. Yang menyampaikan adalah para duta tahun 2005 dan 2006 yang memang selama setahun juga banyak terlibat dalam kegiatan serupa, baik yang digagas sendiri maupun yang bekerjasama dengan instansi maupun perusahaan. Berikutnya adalah seleksi awal menjaring 20 finalis (10 putra dan 10 putri) dari 130 peserta yang ikut. Sebenarnya, yang mendaftar lebih dari 150 peserta, tetapi karena jadwal tes pada hari efektif, sebagian peserta yang sedang ujian atau bekerja terpaksa mengundurkan diri.

Tes awal meliputi pengetahuan tentang budaya Bontang, wawasan kaltim dan umum, bahasa Inggris, catwalk, dan interview dengan dua psikolog yang kami siapakan. seetelah didapatkan 20 finalis, mereka dikarantina selama tiga hari di Hotel Bintang Sintuk untuk mendapatkan pembekalan. Materinya antara lain, wawasan tentang Parsenibud, tari daerah, public speaking, beauty class, teknik foto dan pemotretan, table manner, catwalk, bahasa Inggris, teknik pengembangan diri, dan lain-lain. Semua disampaikan oleh pemateri yang kompeten di bidangnya. Pada saat karantina, 80% penjurian dilakukan kepada mereka, menyangkut penampilan/beauty, kemampuan, kepribadian, komitmen, dan unjuk bakat. Sebagai gongnya adalah grandfinal yang diselenggarakan Minggu, 23 Desember 2007.

Tentang nama, yaitu Duta Wisata, sebenarnya ingin nama yang lebih umum, seperti Abang-None Jakarta, Cak-Ning Surabaya, Kakang-Mbakyu Malang, dan lain-lain. Akan tetapi, karena Bontang termasuk heterogen, agak susah mencari nama yang dapat mewakili semua elemen masyarakat. Hal serupa juga terjadi di beberapa daerah di Indonesia, yaitu tetap memakai nama Duta Wisata. Di Kaltim, misalnya, hal serupa juga terjadi di Balikpapan, Tenggarong, dan lain-lain. Tugas Duta Wisata sendiri tidak hanya pada bidang pariwisata, tetapi juga kegiatan seremonial pemerintah, kegiatan remaja, sosial, dan lain-lain. Pasca pemilihan, mereka akan terlibat dalam kegiatan sekaligus mendapat pembinaan selama setahun. Tentang hal lainnya, beberapa berita yang dimuat di Kaltim Post akan saya masukkan dalam blog ini.

Semoga tahun ini Duwis semakin maju kegiatannya sekaligus berhasil menjadi juara provinsi seperti tahun 2005, yaitu pada Pemilihan Duta Wisata Provinsi yang disebut Putra-Putri Mahakam. Amin!

Abdul Hakim, S.Pd., Bontang Kaltim 2008

Minggu, 16 Desember 2007

Me & Family


Kebahagiaan adalah ketika hati menyatu tanpa tabir pembatas. Saat senyum mengembang ikhlas.

Sial...

Mungkin banyak di antara kita yang sering mengalami peristiwa yang tidak mengenakkan. Dalam beberapa hari ini saya mengalami beberapa kejadian yang 'merugikan'. Mula-mula saya biasa saja karena pada dasarnya jika terjadi sesuatu, saya cenderung berkata,"Ya sudah, toh itu bukan yang kuinginkan. Allah yang berkehendak!" Akan tetapi, setelah beberapa peristiwa terjadi beruntun, akhirnya saya tidak bisa mengelak kalau sebenanrnya saya merasa berat dan sedih. Mengapa hal itu terjadi? Adakah sekadar cobaab biasa ataukah karena sebuah keteledoran, ketidakhati-hatian, atau yang lainnya?

Aku berkesimpulan, langkah segera adalah refleksi diri. Mencoba menyelam pada kedalaman hati. Mencoba melihat segala sesuatu dengan lebih berarti. Memotret kembali gambar diri dengan berbagai gaya atau pose yang mampu mengungkap tabir diri. Sisi gelap yang tak coba segera disinari.

Gusti..semoga tak kasat mata ini. Semoga tak buta hati kecil ini. Semoga tak tuli telinga ini agar hamba tetap menjadi pribadi yang berarti, buat diri dan keluarga. Amin!

Ya Allah, kuak horison pekat yang melekat. Bantu hamba buka horison-horison baru yang indah, yang hakiki agar tipu dunia tak memperdayai. Amin!

Ya Gusti.., maafkan hamba rapuh ini. Ini bukan 'sial', tapi ia adalah pengingat dan pelecut diri!

Senin, 10 Desember 2007

Antara Hakim, 10 Desember, dan Peringatan HAM Internasional


Putaran hidup selalu berubah. Kadang tak sadarkan langkah bahwa usia semakin bertambah. Tiga puluh lima tahun silam, tangis kecilku memekik. Memberi tebar senyum bahagia karena hadirku sempurna di dunia.

Ibu...., Bapak..., kini ku tak lagi di rengkuhmu. Mengurai rezeki nun jauh dari pandangmu. Mencipta berlaksa rindu, menyesak kalbu. Tak jarang gerimis ini menjadi deras.




Kini, Si Doel kecilmu, Khakim panggil kerabatku, Hakim panggil teman-temanku, telah 35. Hari ini, 10 Desember 2007, tepat pada Peringatan Hari HAM Internasional, kuingin senandungkan kasih terdalam, puja dan puji, berderet doa-doa hanya untukmu, untukmu, selamanya. Semoga Si Doel Gembok kecilmu yang dulu diliputi berbagi ingin ini tetap tumbuh bijak seperti harapmu. Amin! Semoga pula Allah SWT senantiasa lindungimu.

Kini, ku melangkah dengan kuat-kuat diapit dua kekasihku, istriku tercinta Lilyn Indriyawati dan anandaku tersayang Muhammad Renfro alias Efro-ku yang lucu. Semoga bahagiaku, bahagia kami, bahagia kita semua. Amin!

Sabtu, 08 Desember 2007

DISORIENTASI LIRIK LAGU-LAGU INDONESIA(Bagian 1)


Abdul Hakim

Akhir-akhir ini perkembangan musik Indonesia semakin maju, baik yang solo, duet, terlebih anak band. Lagu-lagu yang dinyanyikan pun beragam, mulai dari lagu daerah, dangdut (baik yang orisinil, terlebih yang jenis baru--disco, remix, koplo, dll.), pop, pop rock, pop alternatif, slow rock, sampai yang ngerock abis. Selain itu, musik religi juga sangat marak dan ternyata meledak di pasaran. Sebut saja album-album Haddad Alwi, Sulis, Ungu, Gigi, sampai kepada sukses besar yang diraih Opick dari beberapa albumnya. Khusus untuk jenis musik ini, eksistensinya sudah disandingkan secara sejajar dengan jenis musik pop-rock lainnya. Pada acara chart di beberapa televisi, semisal MTV Ampuh, lagu-lagu Opick maupun Ungu yang kental islaminya, baik pada irama maupun liriknya, wara-wiri berminggu-minggu di ajang tersebut. Bahkan, kesuksesan Opick dalam beberapa albumnya maupun Ungu dalam album Surgamu, tingkat penjualannya dapat mengalahkan album jenis lain pada masanya.

Lagu-lagu dangdut juga semakin hari semakin akrab di telinga masyarakat Indonesi, tanpa memandang kelas sosial, menerobos ruang dan waktu. Lihatlah, siapa yang tidak mengetahui, mengenali, bahkan bisa menyendungkan beberapa lagu dangdut, seperti Bang Toyyib, SMS, Kucing Garong, dan lain-lain. Sayangnya, perkembangan musik dangdut tidak diiringi perbaikan di sisi-sisi lainnya oleh dangduters, terutama penulis lirik dan penampilan penyanyinya. Secara umum, liriknya bekisar masalah rumah tangga, percintaan, dan sejenisnya. Tak ayal, muncul kemudian lagu-lagu dengan judul yang bagaimana ya... (sebenarnya mau bilang rada aneh, kadang rada seronok, rada...? Meski, tidak semua lo! Banyak juga yang bagus dan saya termasuk menyukainya. Misalnya, lagu-lagunya Rhoma Irama, Ikke Nurjannah, Erie Susan, dll.).


Beberapa judul lagu dangdut yang saya maksud di antaranya (saya hanya tahu sedikit, sebenarnya jumlahnya banyak sekali), misalnya Jandaku, ada yang miris juga, kalau tidak salah Seranjang Dua Cinta (hi..., semoga saya salah sebut). Ya, tahunya cuma segitu. Tapi, kalau sesekali Anda mendengarkan, pasti bisa membuat kesimpulan sendiri. Selain itu, cara berdandan dan tampil di panggung juga menjadi masalah, baik itu mennyangkut tata rias (make up), busana yang cenderung compang-camping, maupun performance (goyangan seronok, kerdipan nakal, desahan aneh, dll). Akibatnya, kita sebagi penonton atau penikmat musik menjadi risih dan tidak nyaman saat menontonnya. Lihatlah, bagaimana cara Trio Macan berdandan dan menggeber badannya untuk digoyang. Lihat pula, bagaimana Dewi Persik menyodokkan pantat ke depan dan belakang, ke kiri dan kanan, kadang dengan jongkok dan .... (nggak bisa komenlah!), atau goyangan aneh yang dilakukan oleh Annisa Bahar. Untuk sekarang, hampir setiap hari, selain di TPI atau Indosiar, JTV juga punya andil besar untuk mempopulerkan goyangan-goyangan tak patut tersebut. Tapi, ya sudahlah, kalau mereka tidak mau berpikir positif tentang penampilannya, yakinlah usia mereka hanya seumur jagung. Tidak seabadi Elvy Sukaesih, Rita Sugiarto, Ikke Nurjannah, Rhoma Irama, dan lain-lainnya.

****

Secara khusus, tulisan ini akan menyoroti kecenderungan beberapa pencipta dan penyanyi popo atau pop rock dalam membawakan lagu-lagu dengan lirik-lirik yang sebelumnya tidak populer atau tidak umum karena masuk dalam wilayah ketidakpatutan. Tetapi, ketika diangkat menjadi tema sebuah lagu, hal-hal yang semula dianggap tertutup malah menjadi sesuatu yang populer dan familiar. Pada era 90-an jumlahnya relatif masih sedikit, tetapi pada era 2000-an ini, genre lagu seperti ini menjamur dan sukses di pasaran. Anak-anak kecil sampai kakek-nenek mengetahui, bahkan tidak sedikit dari mereka yang mampu menghafalnya.

Lagu-lagu dengan tipe seperti ini terasa mudah diingat, disenandungkan, bahklan tidak menutup kemungkinan apa yang menjadi isi lagu itu menjadi inspirasi bagi penikmatnya untuk melakukan hal serupa, paling sederhana masyarakat kemudian menjadi maklum dan menjadi biasa terhadap perilaku-perilaku yang sebenarnya menyimpang, tetapi sudah terlanjur menjadi sesuatu yang familiar. Tak heran jika kemudian kita mendengar ucapan-ucapan seperti ini, "Biarpun kamu sudah punya pacar, aku tetap mencintaimu. Aku ikhlas, Jadikan Aku yang Kedua", "Maukah engkau menjadi Sephia-ku?", "Meskipun engkau Kekasih Gelapku, cintaku padamu begitu mendalam", "Memang kita tidak mungkin bersatu untuk menjadi sepasang kekasih, tapi biarkanlah kita menjadi Teman Tapi Mesra", dan ungkapan-ungkapan lainnya yang serupa. Kalau diamati, bukankah dalam setiap bagian kaliimat tersebut adalah judul-judul lagu yang sangat populer di negeri ini? Lagu Jadikan Aku yang Kedua dibawakan Astrid, Sephia (SO7), Kekasih Gelapku (Ungu), dan Teman Tapi Mesra (Ratu).

Sebagai bukti menjamur dan suksesnya lagu-lagu bertema seperti itu, berikut disajikan beberapa lirik dari beberapa lagu. Pada era 90-an pertengahan muncul Java Jive yang personelnya di antaranya Capung dan Fatur dengan hits Selingkuh. Tidak lama kemudian, pada 90-an akhir atau awal 2000 muncul Sheila On Seven (SO7) dengan salah satu hitsnya Sephia. Coba cermati dan simak lirik lagunya berikut.

Selingkuh
Java Jive

Suatu hari ...

Suatu hari ku berjumpa kekasih hatimu

Bercerita tentang indahnya kisah engkau berdua

Teringat kembali cinta, rahasia kita

Terkenang kembali rasa yang pernah ada

Apa kah kau ingat, cintaku di hatimu

Apa kah kau ingat, senyummu yang menggoda

Sesungguhnya aku tak mengerti mengapa ini terjadi

Mungkin sengaja kubiarkan dan jadi permainan

Salahkah diriku cinta diantara dusta

Mungkinkah terjadi rasa yang tulus sejati

Apa kah kau ingat, cintaku di hatimu

Apa kah kau ingat, senyummu yang menggoda

Apa kah kau ingat, cintaku di hatimu

Apa kah kau ingat, senyummu yang menggoda

Diriku terbuai mimpi bidak bidak cinta

Dirimu terlena hasrat akhir permainan

Apakah kau ingat, cintaku di hatimu

Apakah kau ingat, senyummu yang menggoda

Apakah kau ingat, cintaku di hatimu

Apakah kau ingat, senyummu yang menggoda

Sephia
Sheila On 7

Hey Sephia

Malam ini ku takkan datang

Mencoba berpaling sayang

Dari cintamu

Hey Sephia

Malam ini ku takkan pulang

Tak usah kau mencari aku

Demi cintamu

Hadapilah ini

Kisah kita takkan abadi

Selamat tidur kekasih gelapku

Oh... SephiaSemoga cepat kau lupakan aku

Kekasih sejati mu

Takkan pernah sanggup untuk melupakanmu

Selamat tidur kasih tak terungkap

Oh... Sephia

Semoga kau lupakan aku cepat

Kekasih sejati mu

Takkan pernah sanggup untuk meningggalkanmu

Hey Sephia

Jangan pernah panggil namaku

Bila kita bertemu lagi di lain hari

Hadapilah ini

Kisah kita takkan abadi

Itu baru dua contoh debut awal munculnya lagu dengan genre lirik berani. Saat ini, lirik-lirik yang lebih berani dan vulgar dengan mudah dapat kita nikmati. Misalnya, lagu Teman Tapi Mesra (Ratu), Biar Menjadi Kenangan (Reza & Masaki Ueda), Jadikan Aku Yang Kedua (Astrid), Kekasih Gelapku (Ungu), Selingkuh Sekali Saja (She), Tak Selamanya Selingkuh Itu Indah (Merpati Band), Jatuh Cinta Lagi (Playboy) (Matta) , Maafkan Aku Mencintai Kekasihmu (Rebecca), Dirimu Dirinya (Pinkan Mambo), Naluri Lelaki (Samsons), Kekasih Sahabatku (Audy), Lelaki Cadangan (T2), dan masih banyak lagi yang lain.

Lalu, apakah tema-tema seperti hal baru dalam kancah musik Indonesia? Apa yang membedakan? Apakah hal tersebut termasuk penyimpangan (disorientasi) halus? Bersambung ke bagian 2.






Jumat, 07 Desember 2007

HANYUT

Abdul Hakim

Sesaat menggeleparku terkesima
Telanjangi wajahmu yang innocent
Menggiringku ke labil jiwa
Berarak tak terkendali, meletup-letup
Mendobrak, terhenyak
Tatap dengan batin
Agar resonansinya getarkan nafas dan jiwamu
Yang tengah berceloteh riang tepat di depanku

Bontang, 8 Desember 2007

GLOBAL WARMING


Global warming atau pemanasan global menjadi isu hangat akhir-akhir ini. Bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia mulai gelisah, apalagi kerusakan alam Indonesia termasuk kategori parah. Konferensi PBB mengenai Pemanasan Global dan Perubahan Iklim (Global Warming and Climate Change) diadakan di Bali mulai 3-14 Desember 2007. Selain aspek lingkungan sebagai isu utama, konferensi ini mengemban misi edukasi, baik bagi pemerintah maupun masyarakat umum. Intinya, bagaimana aspek lingkungan menjadi pertimbangan penting dalam setiap pengembangan pembangunan.

Langkah-langkah konkret, konsisten, dan radikal untuk mengantisipasi global warming perlu segera dilakukan, kalau tidak, bersiap-siaplah kita menuai bencana. Mungkin memang bukan kita saat ini, tetapi bagaimana dengan anak-cucu di waktu mendatang?

Ayo kita pakai rumus Aa Gym, 3 M: mulai dari diri sendiri, mulai dari hal kecil, dan mulai sekarang juga. Tidak membuang sampah sembarangan, ayo menanam pohon dan tanaman hias lainnya, jangan merusak alam, jangan mendirikan bangunan pada daerah resapan air, kurangi pemakaian barang-barang yang merangsang pemanasan seperti membuang freon sembarangan, perbaiki sistim pembuangan gas atau asap pabrik, asap kendaraan, dan lain-lain. Ayo! Kapan lagi kalau tidak sekarang. Jangan menunggu bencana tiba.

Abdul Hakim

AA GYM, TAK HABIS KAGUMKU ATASMU

Oleh Abdul Hakim

Ketika kabar tentang Aa Gym berpoligami menjadi isu nasional dan kontroversi tentang hal itu tak berkesudahan, saya hanya membatin, mengapa orang-orang begitu sibuknya membahasnya tidak hanya dalam perbincangan nonformal, lebih dari itu, topik tentang Aa menghiasi layar infotainment, talkshow, diskusi, sampai pada gedung DPR yang dilakukan secara formal.

Kalau sekadar keterjetuan, kemudian menjadi perbincangan ringan, tentu menurut saya itu hal wajar, mengingat Aa Gym seorang publik figur. Akan tetapi, ketika sampai pada perdebatan yang cenderung memojokkan, mencemooh, melecehkan, dan sejenisnya, saya menjadi terheran-heran. Semua orang membuat justifikasi dengan caranya sendiri-sendiri, meski tak sedikit yang sangat subjektif. Saya jadi sangat gemas melihatnya. Suatu saat saya menonton talkshow di RCTI, ada beberapa narasumber, di antaranya adalah Sitoresmi Prabuningrat (pelaku poligami) dan Nursyahbani (aktivis perempuan). Perdebatan yang tidak fair menurut saya, apalagi sebagai presenter, Putra Nababan juga kurang begitu bisa menguasai. Kubu Nursyahbani yang anti poligami, pasti dengan cara apapun tidak akan menyetujui poligami. Yang menjengkelkan, Nursyahbani dkk. tidak sekadar berargumentasi, tetapi cara mereka menyampaikan argumentasinya begitu sinis dan seolah-olah merekalah yang paling benar. Sitoresmi sudah menjelaskan bagiamana dia menjalani dengan ikhlas rumah tangganya dengan status poligami, tentu dengan segla pernak-perniknya. Ketika Nursyahbani dkk. tetap ngotot bahwa poligami tidak mungkin membahagiakan, tidak mungkin bisa adil, dan lain-lain, Sitoresmi yang tutur katanya lembut itu hanya bilang, kurang lebi begini, "Bagaimana Anda bisa berkata begitu, bukankah saya yang menjalani?......" Benar juga, bagaimana mereka bisa menghakimi, padahal mereka tidak bisa memukul rata bahwa selamanya poligami tidak membahagiakan, dan lain-lain.

Mungkin mereka berpikir bahwa pernikahan monogami selalu ideal, sebaliknya poligami selalu sesak dengan problem. Nyatanya tidak begitu! Banyak yang bisa menjalaninya dengan baik. Meskipun kalau kita timbang-timbang dengan logika, maka akan terbesit, "Mana mungkin? Mana mungkin?..." Padahal, yang menurut kita tidak mungkin seringkali adalah sesuatu yang tidak kita ketahui atau kita coba sebelumnya. Meski saya tidak menyarankan haryus mencoba berpoligami untuk mengetahuinya. banyak contoh yang bisa kita jadikan referensi.

Dalam kasus Aa Gym misalnya, saya sangat khusnudhon (berprasangka baik) dia mampu. Dengan bekal ilmunya, istiqomahnya, hartanya, saya yakin dia bisa, dia berusaha dengan sungguh-sungguh. Lalu, apa masalahnya? Mengapa orang-orang dan aktivis wanita seperti mereka tidak lebih mengutamakan mengangkat harkat wanita Indonesia yang begitu banyak melakukan tindak penyimpangan. Prostitusi, perselingkuhan, hiburan-hiburan nakal dan negatif, begitu sangat menjamur. Lalu, apa yang sudah Anda lakukan untuk meminimalkan, mengatasi, membantu mengangkat kembali mereka.... Yang seperti itu lebih urgent untuk diselesaikan. malah, ada orang berniat baik diperdebatkan, yang jelas-jelas menyimpang, melenggang aman, bebas problem!

Saya, sampai hari ini, belum pernah berencana berpoligami. Bahkan, terlintas di pikiran saja belum pernah. Dan, semoga saya tetap tidak berencana dan melakukan hal itu. Sebab, saya bisa mengukur kadar iman dan keistiqomahan saya, tentu juga masalah ketersediaan materi. Akan tetapi, saya bukan sosok yang antipati tehadap poligami, tentu dengan catatan-catatan tertentu. Sebab, nyatanya tidak semua orang dapat menjalaninya, meski ia mau melakukannya. Tapi, antipati dan suudhon (berprasangka buru) secara buta juga bukan tindakan bijak.

***

Sebenarnya saya sudah pernah menulis artikel tentang ini sewaktu berita tentang Aa begitu menyita perhatian media. Tapi, belum sempat mengetik, masih dalam bentuk tulisan tangan. sedang, tulisan di atas, tiba-tiba saja mengalir setelah saya menonton tayangan Kick Andy di Metro TV pada Kamis, 06 Desember 2007 , Kamis pukul 22.05 WIB. Siaran ulangnya tayang setiap Minggu pukul 15.05 WIB .

Meski di tempat kami, WITA, acara baru tayang pada 23.05, tapi saya setia menunggu. saya sudah akan penampilan Aa. Alhamdulilah, dia sehat dan tetap dengan pribadi yang tenang, tidak meledak-ledak. Selama acara, saya trenyuh, merinding, gerimis hati saya, terhadap semua kisah yang disampaikan. Berbagai pertanyaan Andy dijawab dengan begitu jelas, dengan logika yang pas, dan dengan perumpamaan dan analogi-analogi yang sangat baik. tampak sekali dia sangat cerdas dan rendah hati. Penonton di studio juga dibuat terkesima. Tak sedikit dari mereka yang meneteskan air mata. Luar biasa!

Berikut rilis berita dari tayangan tersebut yang saya download dari www.kickandy.com. Sebeuah acara yang menurut saya sangat berkualitas dan syarat pelajaran dan pengetahuan yang dapat membuka cakrawala wawasan penonton. Salut buat Andy.

Aa Gym Menjawab.
Ini penampilan pertama Abdulah Gymnastiar atau akrab dipanggil Aa Gym di sebuah talk show. Tidak mudah meyakinkan dai yang dikenal dengan lagunya 'Jagalah Hati' ini untuk tampil di Kick Andy. Pasalnya, selama ini dia merasa didzolimi oleh pers setelah berpoligami.
Melalui berbagai pertimbangan, akhirnya Abdullah Gymnastiar menyatakan bersedia. Semua pertanyaan yang diajukan Andy Noya dijawabnya dengan terbuka. Mulai dari alasan mengapa sampai dia tega menyakiti hati istri dan keluarga dengan kawin lagi, bagaimana perasaannya 'ditinggal' oleh para pengagumnya, sampai isu bisnisnya hancur setelah berpoligami.

''Ini cobaan yang berat dalam hidup saya. Tapi dalam perjalanan waktu ke depan saya yakin ada hikmah yang dapat dipetik,'' ujarnya.

Dengan suara bergetar Aa Gym mengungkap perasaan yang harus dipendamnya selama beberapa tahun terakhir ini. Pria yang bertutur lembut ini mengaku beberapa tahun terakhir hidupnya tidak bahagia. Dia merasa kehidupannya bagaikan sebuah mesin yang sedang berjalan dan tidak bisa dihentikan. ''Saya begitu sibuk. Dari satu acara ke acara lain. Dari satu daerah ke daerah lain. Bahkan untuk mengejar waktu, saya sering naik helikopter atau pesawat khusus. Saya tidak punya waktu lagi untuk urusan pribadi,'' ungkap ayah tujuh anak ini.

Bahkan untuk bertemu dengan kedua orangtua yang dia cintai pun tidak pernah dapat terlaksana. ''Saya rindu dan ingin bertemu orangtua tapi jadwal begitu padat. Saya sudah menyadari ada yang salah dengan kondisi ini. Saya jadi jarang bertemu dengan istri dan anak-anak. Tapi saya tidak berdaya. Saya tidak bisa menghentikan mesin ini.''
Maka, ketika pria 45 tahun ini memutuskan untuk menikah lagi, dan akibat keputusannya itu dia ditinggalkan oleh sebagian besar 'umatnya', Aa Gym mengaku semua itu merupakan kehendak Allah untuk menghentikan mesin kehidupannya yang berputar telalu cepat.
''Ini cara Tuhan agar saya mempunyai waktu untuk lebih memperhatian keluarga. Ini cara yang halal, yang diijinkan oleh agama,'' ujarnya masih dengan suara bergetar.

Mengenai bisnisnya yang terganggu akibat banyak pengagumnya yang menarik diri setelah dia menikah lagi, Aa Gym juga mensyukuri dan mengambil hikmahnya. ''Sejak awal saya juga merasakan semua kegiatan bisnis yang bertumpu pada pengultusan individu tidak akan sehat dan tidak akan bertahan lama,'' ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, secara alamiah bisnis yang dipimpinnya di, bawah payung Manajemen Qolbu Corporation, tersaring secara alamiah. ''Unit bisnis yang mengandalkan saya sebagai pribadi, terpaksa tutup. Tapi bisnis lain yang dikelola secara profesional, sampai sekarang tetap bertahan.''

Aa Gym tetap pada pendiriannya bahwa berpoligami adalah keputusan yang tidak menyalahi agama dan prinsip hidupnya. ''Kita bisa lihat di sekeling kita, masih ada yang memilih jalan yang dilarang agama. Apa yang saya lakukan tidak menyalahi agama.''

Pada bagian kisah tentang adiknya yang lumpuh dan kemudian meninggal, pria yang gemar berolahraga petualangan ini tidak kuasa membendung tangisnya. Kepada Andy Noya dan penonton di studio, Aa Gym mengakui adiknya yang cacat itu merupakan sumber inspirasinya dan menjadikan dirinya seperti sekarang ini.
Adiknya yang sudah lumpuh waktu itu tetap bertekad melanjutkan kuliah ke fakultas ekonomi Universitas Indonesia. Padahal untuk ke kuliah dan beraktivitas, Agung, sang adik, harus dibopong. Aa Gym sebagai kakak termasuk yang paling sering membopong adiknya ke tempat kuliah.
Suatu hari, Aa Gym tak kuasa untuk melemparkan pertanyaan kepada Agung. ''Dik, kata dokter sakitmu sudah parah sekali. Tapi adik kok tidak pernah mengeluh?'' Sang adik tersenyum lalu menjawab, ''Untuk apa mengeluh? Mengeluh akan membuat orang lain susah. Kalau orang-orang beramal untuk bekal di surga nanti, saya ingin agar kesabaran saya ini bisa menjadi bekal nanti.''
Mendengar jawaban itu Aa Gym tersadar. Betapa mulianya hati sang adik. Bahkan Agung pernah mengatakan apa pun yang dilakukan Aa Gym tidak akan sempurna jika tidak mengikuti jejak Nabi Muhammad. ''Itulah titik balik dalam kehidupan saya sehingga saya bisa seperti sekarang ini,'' ungkapnya.

Di Kick Andy pimpinan Pesantren Daarut Tauhid ini juga bercerita tentang kenapa dia kerap memakai sorban, bagaimana ketika di SD dia terpaksa jualan jambu milik tetangga, dan bagaimana saat mahasiswa dia harus mencari uang dengan menjadi supir angkot. Termasuk bagaimana dia menghidupi keluarga dengan jualan bakso. ''Subuh-subuh saya sudah ke pasar beli tulang sumsum untuk kuah bakso.'' Tapi mengapa sang istri waktu itu terganggu dengan profesi sang suami? ''Karena setiap hari jualan bakso, badan saya bau bakso semua. Istri gak tahan dan sering mau muntah,'' ujar Aa sembari tertawa.
Banyak kisah suka dan duka dalam perjalanan hidupnya yang dia ungkapkan di Kick Andy. Aa Gym juga menjawab semua tudingan terhadapnya. Sebuah wawancara tanpa batas dengan sang tokoh. Di ujung acara, Aa Gym dipertemukan dengan 'Aa Jimmy', yang selalu menirukan Aa Gym di News. Com. Apa yang terjadi? Marahkah Aa Gym?


Itulah sedikit ulasan beritanya. Jika Anda menonton sendiri acaranya, tentu Anda lebih bisa merasa dan mengerti. Oh ya, saya termasuk yang merasa miris akan kehadiran pelawak yang menamakan diri Aa Jimmy. Dia meniru-niru gaya Aa. Meski bebas, mestinya figur seperti dia jangan diplesetkan. terlebih, saat-saat pertama berita itu muncul, dia sering berlaku dalam acara di TV, baik di sinetron maupun lawakan, mengait-ngaitkan dengan poligami yang dilakukan oleh Aa Gym. Tetapi, luar biasa, meski banyak pengagum Aa yang komplain kepada Aa tentang hal itu, sewaktu Aa jimmy dihadirkan di stusio, Aa tidak serta-merta memberi komentar yang keras atas ketidaksetujuannya. Aa Gym hanya bilang dengan pelan, selagi untuk kebaikan, yaitu menyampaikan sesuatu yang bermanfaat silakan saja. Tetapi jangan pada konteks dan hal yang semakin membuat orang mempunyai kesimpulan yang tidak baik. Si Jimmy tampak tegang dan salah tingkah mendengarnya. Menurut saya juga, seharusnya Aa Jimmy tahu pada batas mana, pada konteks seperti apa, dia berlaku seperti itu. Saya lebih berbangga kalo Si Jimmy alias Argo melepas atribut ke-Aa Gym-annya, kemudian melawak dengan karakternya sendiri. Kurang etis saja!

Bontang, 8 Desember 2007