Rabu, 27 Februari 2008

Saat Jenuh Menyergap

Salah satu pekerjaan yang membosankan adalah menunggu sesuatu tanpa batas waktu. Tak jauh berbeda dengan hal itu, sesuatu yang membuat kita jenuh, tidak termotivasi, dan akhirnya kita tidak bersemangat dan mengantuk adalah saat kita ada dalam sebuah ruang dan waktu yang mengharuskan kita tetap ada, mengikuti, tepatnya terpaksa mengikuti sesuatu padahal kita tidak merasa nyaman di tempat itu. Ketidaknyamanan itu bisa terjadi karena suasana yang tidak kondusif, acara tidak dikemas secara menarik, atau tatkala kita harus mendengar sebuah pembicaraan (perbincangan, ceramah, kuliah, atau sejenisnya) yang kurang asyik. Mungkin saja kita merasa tidak ada transformasi wawasan yang berarti karena kita telah mengetahui sebelumnya. Atau, bisa saja karena sang pembicara kurang mampu menjadi pembicara yang baik dan menarik, padahal materi yang disampaikan mestinya tergolong penting.

Tentang hal di atas, hari ini saya mengalaminya…..sampai terkantuk-kantuk…ingin rasanya kubunuh waktu yang tak beranjak secepat yang aku ingin…Dalam suasana kantuk yang kagak nahan, kutulis puisi jelek berikut! Judulnya:

Ingin Kubunuh Waktu

Menapaki waktu yang tak berbuah

Adalah menatap langit mendung tebal, hitam

Berarak tak beri rona warna cerah

Pekat, lekat!

Tapi, ia harus kulahap

Karena tak ada lagi pilihan yang tepat

Meski aku mulai sekarat.

Yogya, 25 Pebruari 2008

Svetozar Kolibarski



Svetozar atau yang biasa dipanggil Sveto (Sweto) adalah salah satu teman yang sama-sama tinggal di Tapak Dara Yogyakarta. Kamarnya berada di depan kamar saya.

Berbincang-bincang dengan cowok asal Bulgaria yang Maret nanti genap berusia 26 tahun terasa menyenangkan. Saya bisa berbagi dengannya tentang bahasa, budaya, maupun opini-opini lainnya, misalnya bagaimana pandangan Sveto tentang gadis-gadis, sosial-budaya, masyarakat, Islam, dan lain-lainnya.

Sveto juga semakin bersemangat ketika saya beritahu bahwa saya mempunyai background pendidikan pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing (BIPA). Saya bercerita, dulu saat kuliah, saya praktik mengajarnya adalah mengajar mahasiswa asing. Sambil ngobrol, dia banyak bertanya tentang kosa kata bahasa Indonesia yang kurang dipahaminya.

Siapa Svetozar?

Sebenarnya dia adalah mahasiswa Social Anthropology Leiden University, Netherlands. Mengapa dia ada di Yogyakarta? Dia sedang riset tentang Budhisme (penganut, sejarah Budha, dll.) di Yogyakarta dan sekitarnya. Tentu riset tersebut berkait erat dengan jurusan atau program pendidikan yang ditempuhnya di Belanda. Pertanyaan berikutnya, mengapa di Indonesia, tepatnya di Yogyakarta? Menurutnya, dia sudah banyak membaca literatur tentang Budhisme, tetapi khusus yang ada di Indonesia, jumlahnya sangat minim. Jadi, dia tertarik untuk menelitinya.

Dia hanya tinggal untuk beberapa bulan di Yogya. Sebelum riset, dia belajar bahasa Indonesia di tempat kursus yang namanya Alam Bahasa. Tentang tempat tersebut, saya juga baru pertama mendengarnya. Sveto belum lama belajar bahasa Indonesia, baru sekitar sebulan, tapi menurut saya untuk sebuah komunikasi ringan kemampuannya sudah cukup lumayan.

Untuk menjaring data di tempat riset, Sveto mengajak seorang asisten, mahasiswi Yogya. Dia masih merasa perlu asisten karena katanya masyarakat yang dijadikan narasumber kalau sedang berbicara agak cepat sehingga dia kurang bisa menangkap maksudnya dengan jelas.

Tentang bahasa

Tentang bahasa bahasa ibu Sveto adalah bahasa Bulgari. Saya menanyakan beberapa kata dan kalimat kepada Sveto untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Bulgari. Terasa masih sangat asing, belum familiar. Saya ingin belajar beberapa yang umum agar saya tahu sedikit bahasa Bulgari. Sveto pernah belajar bahasa Ingrris di Amerika (??) untuk beberapa lama. Oh ya, menurutnya, bahasa Belanda adalah bahasa yang sulit untuk dipelajari. Makanya, saat saya bertanya tentang bahasa itu, dia hanya tertawa-tawa saja, alias cengengesan. Meski di Belanda, bahasa pengantar dalam perkuliahannya adalah bahasa Inggris.

Saat ini, sambil melakukan riset, dia sedang antusias belajar lebih banyak tentang bahasa Indonesia karena usai riset nanti dia berencana akan mengunjungi Aceh. Katanya, dia punya teman di sana. Atau mungkin, dia akan berjalan-jalan ke Maluku atau yang lainnya. Ketika saya sebut Bali, dia hanya menggelengkan kepala tanda tak ingin.

Mengenai bahasa Bulgaria, kata Sveto sebagian dipengaruhi oleh bahasa Turki. Hal itu terjadi karena sekian persen penduduk Bulgaria adalah keturunan Turki. Sewaktu ngobrol, salah satu teman saya mengatakan bahwa Bulgaria adalah salah satu bekas negara jajahan Turki. Dan, saya baru tahu. Benarkah? Kalau benar, berarti cukup alasan mengapa bahasa Bulgaria mendapat pengaruh dari bahasa Turki.

Itu sekelumit tentang Sveto, kapan-kapan kalau senggang, saya ingin ngobrol lebih banyak dengannya. Saya yakin banyak hal baru yang bisa saya dengar darinya.

Minggu, 24 Februari 2008

9 E, yo opo kabare?




Nah, yang ini......?? Pa kabar kalian? Lul, HP dah diambil? Rambut kamu bagusnya kayak gitu. Bal, suara kamu bagus. Yang konsen ya... Mal, dah nggak sakit-sakitan lagi kan? Eka, waduh, maap nggak semua terbalas.... Indah, tx email2 dan kabar SMS-nya. Vinda, pa kabar Kanada? Dita, lu bakat jadi pembicara yang baek... Waduh, nggak bakal abis kalo disebut atu-atu. Paha lup yu all.... Yang kompak dan rajin lagi belajarnya ya.....

Hai 9 B....




Satu yang Paha (pak hwa kiem) ingat tentang kalian: selalu berusaha menampilkan suasana kelas yang bersih...Sip, jempol buat kalian. Semoga nggak berhenti ya... Tetap semangat belajar ya... Paha yakin, kalian bisa. Ok!
Maap ye... Foto-foto pas di kelas blum ditransfer, masih di HP. Tar segera di upload kok.... Salam kompak ya.
Ta, ini fotonya, Paha kan janji mo dikasih. Kopi disini aja ya...

Foto 9C




Keceriaan kalian adalah energi untuk ingin selalu bersenda gurau...Kan kingat nuansa hitam pekat backdrop kelasmu...Deret planetmu....Pa kabar, Ri? Duh, sayang, pas foto-foto nggak semua ada.. Chyetta misalnya...napa seh...? Yang rajin ya...nggak boleh males-malesan, tar keterusan, jadinya suseh bo!

Foto-Foto Kalian 9 D







Pada saat terakhit aku menjadi teman belajarmu...Semoga kalian sukses....Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang kamu perbuat....Lakukan yang terbaik...Ingat, penyesalan selalu datang dia akhir cerita. Jangan sampai air mata meleleh karena sebuah penyesalan.... Lup yu all!

Indahnya Menikmati Hamparan Padi Menghijau




Sejak tinggal di Bontang Kalimantan Timur, menikmati hamparan padi yang menghijau atau menguning menjadi sebuah harga yang mahal. Sebab, hanya di beberapa titik kecil kita bisa menjumpainya. Yang dominan adalah padang ilalang, kebun pisang, bonggol-bonggol pepohonan yang menghitam dan berserakan sisa-sisa pembalakan liar. Alhamdulillah, jika kita melewati rerimbunan pepohonan hutan, meski tidaklah banyak. Atau, sesekali pandang kita disejukkan oleh deret pohon karet di sisi kanan kiri jalan.
Sabtu-Minggu ini, 23-24 Pebruari, libur pertama kuliah. Kumanfaatkan ke kota kelahiran istri saya, rumah mertua, di Klaten. Dengan mengendarai Vario Pink (hihi....), Jumat sore aku meluncur ke kota yang jarak tempunya tidak lebih dari 45 menit tersebut.
Bersyukur...bersyukur....andai kuliah saya tidak di Yogya, tentu aku bener-bener akan menjadi anak kost. Untungnya, Allah Maha Pemberi......Jadinya, aku bisa lebih dekat dengan keluarga yang sebelumnya hanya setahun, dua tahun, tiga tahun sekali bertemu.
Esoknya, sekitar pukul 5-6 sore, bersama adik ipar, aku berjalan-jalan untuk bersilaturrahmi ke rumah pakde, bude, dan keluarga lain dari istri saya yang tinggal di desa. Dari rumah mertua, hanya perlu waktu sekitar 15-an menit. Usai bersilaturrahmi, jelang pukul 6, ketika senja mulai turun, kami pulang.
Melewati perkampungan yang masih disesaki pepohonan tentu sebuah pemandangan yang menyenangkan. Sesampai di persawahan, rasa syahdu begitu saja menyelinap tatkala hamparan padi yang menghijau tepat di depan mata. Bias merah kekuningan sisa matahari senja sore itu semburat di antara dedaun pohon yang menjulang di pematang-pematang yang agak jauh dari tempatku melintas. Sejenak aku berhenti untuk mengabadikan suasana senja nan elok itu.
Subhanallah...indah sekali. Rasanya sejuk dan damai. Akhirnya, aku bisa nikmati lagi indah senja di persawahan. Sesaat, melintas bayang kecilku pada keindahan yang sama di kampungku, tepatnya di Lamongan. Aku akan segera datangimu, insyaAllah minggu depan, semoga keindahanmu belumlah pudar. Amin.
Tepat di dusun Kalikotes Klaten aku sempatkan berdiri di sisi jalan, menatap gemas....
Alhamdulillah, lukisan alam seperti ini masih bisa kunikmati di sini. Di atas adalah sebagian keindahannya...

Yogya, 24 Pebruari 2008

Kamis, 21 Februari 2008

Penerima Beasiswa Pendidikan Profesi Tahun 2007 Sudah Mulai Kuliah



Kesempatan buat guru-guru berprestasi untuk menerima wawasan baru di kampus akhirnya terlaksana. Ada beberapa PTN yang ditunjuk melaksanakan kegiatan tersebut. Yang saya ketahui, misalnya, di Universitas Mataram untuk guru Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris di Univ Singaraja Bali, Iniversitas Negeri Malang (UM) untuk IPA, Universitas Negeri Yogyakarta untuk Bahasa Indonesia dan BK, PPKN di Universitas Padang, dll.
Perkuliahan ada yang dimulai awal Januari 2008, ada juga yang Pebruari 2008. Semoga sukses....

18 Peb: Terima Kasih Hadirmu

Pas 18 malam, terima kasih kalian dah pada datang....
Novan & Bobby yang telah menjadi adikku sekian lama...
Anak-anak Duta Wisata...Niko & Irfan jangan lupa ajak anak-anak aktif menjalankan perannya...
Vidia yang cantik..terima kasih hadiahnya...
Anak-anakku yang manja: Panca dan Andre. Kemarin pas ke rumah udah nggak makan berapa hari? Hehe... Nanda yang murah senyum... Panky ayang setia nungguin kegialaan mereka...Tapi, ngomong-ngmong, kok kalian ngilang tanpa berita dan pesan seh....
Sasongko yang Ndut....akhirnya masuk rumahku juga, hehe..... Kamu itu nakal, suka ngungkit-ngungkit yang sudah-sudah, tar kujewer biar kapok kamu.... Adikku yang lucu, Pherroe...tx....juga dah hadir. Kalian berdua harusnya nggak usah pulang sekalian. nanggung dah kemaleman....
Trims juga doa-doanya, semangatnya, sedihnya, buat semua anakku di SMP YPK yang kusayangi....Ningsih, Yanti, Trie, Adel, Vinda, Zuka, dll jangan sedih lagi, nggak boleh nangis lagi, tar kita ketemu lagi...Trims SMS, email, komen di blog: maaf kadang nggak kebales pas pulksa abis, hehe... Eka, waduh...nggak bakal lupa lagi deh, udah dicatet kok, hehe....
Khusus 9B, C, D, E, ayo tetep semangat...semangat...
Trsus, buat Vilda, anggita, dan anak2 9A, waduh, paha cari-cari dan nggak ketemu pas mau pergi..
I lup yu all...........

19 Peb, Akhirnya Aku Pergi Juga Ke Yogya

Ya seneng ya sedih, campur aduk deh.... Alhamdulillah, saya berkesempatan cari ilmu lagi, tepatnya di Universitas Negeri Yogyakarta...Sedihnya? Waduh, nggak kebayang akhirnya harus berpisah untuk sementara dengan keluarga tercinta..Soulmate-Lyn- dan anandaku yang sedang lucu-lucunya....
Dia pas butuh pendampingan pada saat perkembangannya...Sedih pokoknya..Biasanya main bola bareng, ketawa-ketawa, sholat berjamaah, nganter ke sekolahnya, dan lain-lain, tiba-tiba rutinitas itu kini tiada...Bersama ibundanya tercinta, anandaku melewati hari-hari berdua....
Kemarin, tanggal 19, pas dia nganter ke airport, kutahu gurat sedih terlukis di wajahnya..Matanya sembab tatkala kucium dan kupeluk sambil berpamitan...
Hari ini, dia telpon dan bilan, "Papa pulang hari ini saja......." ...........(^^)...
Sabar anandakui, papa segera pulang tuk pelukmu dengan erat....

Jumat, 01 Februari 2008

Sang Calon Penguasa

Abdul Hakim

Menebar nama sampai pelosok
Hembuskan aroma wangi sesaat
Menebar jala-jala dengan umpan beribu janji
Menjerat,
Mengikat untuk satu tujuan

Hamburan rupiah adalah upeti
Sekilo gram beras adalah patri
Aspal hitam dan lampu penerang adalah janji
:Demi sebuah kursi
Kursi ajaib yang rembeskan madu
Kursi yang berimu wewenang
‘tuk makan aspal jalan raya
‘makan tanah rakyat yang kau tukar dengan harga murah
‘makan tiang-tiang beton, mobil mewah, rumah megah,
dan apapun yang kau tunjuk dengan jari kuasamu

Wahai…Sang Calon Penguasa
Mimpi apa engkau hari ini
Mengapa baru sekarang kau buka hati
Kemana saja kemarin engkau bersembunyi
Tiba-tiba kau buka pundi-pundimu
Kau semburkan janji-janjimu
Dengan tiba-tiba!
Dengan tiba-tiba!

Apa benar jika terpilih nanti
Engkau tetap sowan pada yang papah?
Engkau ulurkan tangan untuk yang tengadah?
Engkau antar sekilo beras kepada yang tengah berjuang
menyambung nyawanya
Engkau datang untuk hibur hati si tua renta?
Engkau berjalan kaki susuri becek jalan berlubang tuk antar sumbangan?
Atau…, engkau akan tertunduk lekat di kursi pengikat?
Dikitari wajah-wajah sangar penjilat yang menagih janji
atas kemenanganmu
Sebab, mereka telah menyokongmu dengan segala daya,
tipu daya, bila perlu dengan buta mata
Mereka datang minta jabatan,
Mereka datang minta segebok uang,
Mereka datang agar tendernya menang,
Mereka datang…menggerogotimu seperti anjing berebut tulang
Dan…, engkau pun tak berdaya
Sebab, jasa harus dibalas jasa
Hutang janjimu harus terlunasi
Meski, rakyatmu manangisi
Sebab, ternyata kau tak seputih dan seelok tatkala dulu berorasi

Bontang, 31 Januari 2008