Jumat, 31 Oktober 2008

Foto-Foto Laskar Pelangi (1)



m


Berikut adalah beberapa gambar film dan tokoh dalam fil Laskar Pelangi.

Yang Luar Biasa dan yang Menjadi Best Moment dalam Film Laskar Pelangi (3)


Meski selepas Idul Fitri kami telah menonton film LP di Samarinda, saat saya kembali ke Yogya, beberapa waktu yang lalu, saya menontonnya lagi. Ada magnet positif yang membuat saya tertarik untuk menikmati film tersebut. Meski harus ngrantri lagi, tapi tak apalah.

Hampir keseluruhan film ini menarik, tetapi tetap saja ada beberapa momen yang paling berkesan buat saya dan beberapa hal yang saya anggap luar biasa. Mungkin, buat Anda, momen yang berkesan bisa sama dengan saya atau berbeda. Tidak menjadi maslah karena setiap orang punya nilai rasa yang berbeda-beda. Berikut beberapa beberapa hal yang luar biasa dan best moment menurut saya dari film Laskar Pelangi.

Beberapa hal yang luar biasa dari film LP, di antaranya:

1. Akting sepuluh pemain 'laskar pelangi'tampak sangat natural dalam membawakan perannya. Terasa semakin hebat karena sebenarnya mereka adalah anak-anak kampung Belitong yang sebelumnya tidak pernah bersentuhan dengan dunia film. Apalagi trio Ikal-Lintang-Mahar, T-O-P-B-G-T!
2. Akting dan karakter Pah Harfan, keren banget.
3. Usaha Cut Mini untuk lebur dalam perannya sebagai Bu Muslimah patut diacungi jempol.

Beberapa momen spesial dalam film LP, di antaranya:

1. Saat Bu Mus keluar dari ruang kelas dan izin kepada Pak Harfan (Ikranegara) untuk mencari satu calon siswa lagi agar genap sepuluh sebagai penentu yang disyaratkan bagian pendidikan saat itu (semacam penilik pendidikan) bagi dibukanya sebuah kelas baru, yakni minimal sepuluh siswa. Bu Mus terenyuh dan berteriak girang ketika dari jauh dilihatnya salah satu calon murid, agak keterbelakangan mental, yaitu Harun. Dalam novel LP, Andrea menyebutnya sebagai 'juru selamat'.
2. Saat Ikal terperangah dan jatuh hati melihat Aling di Toko Harapan Kita. Dari balik lubang dimana Ikal mengambil kapur, lalu kotak kapurnya terjatuh, maka sesaat Ikal dapat menikmati wajah oriental Aling. Dan, bunga-bunga pun berjatuhan... (romantis abiss...!).
3. Ketika Ikal meratapi kesediannya ditinggal Aling kemudian Mahar menyanyikan Bunga Seroja diiringi teman-temannya. *Haru dan lucu...!*
4. Detik-detik dimana Lintang menjelaskan dengan cara menuliskan dan menjawab soal matematika yang oleh dewan juri sebelumnya jawaban Lintang disalahkan. Dan, ketika juri meminta maaf dan menyatakan SD Muhammadiyah menjadi pemenang dengan mengalahkan SD PN Timah, wuih.. terasa ikut terenyuh, bahagia, senang, dan lega melihatnya. Anak yang cerdas, luar biasa.
5. Saat Bu Mus dihadapkan pada kenyataan Pak Harfan telah meninggal dengan cara terduduk di meja-kursi ruang guru. *Kerasa bagaimana Bu Mus begitu oleng dan terpukul...!*
6. Saat Lintang berpamitan kepada Bu Mus dan sepuluh LP. Lintang akan meninggalkan sekolah tersebut untuk kemudian bekerja menghidupi ketiga adiknya dengan menjadi nelayan karena orang tua satu-satunya, bapaknya, meninggal dunia. Saat Lintang mengayuh sepeda Bu Mus menangis dan anak-anak bersedih, Ikal mengejar Lintang yang bergegas pergi, Ikal terhenti, ratapnya pilu, tangisnya pun pecah. Masya-Allah, sebuah perpisahan yang menyedihkan. Terlebih membayangkan Lintang yang masih kecil, belum lulus SD, akan bertanggung jawab dan menghidupi ketiga adiknya.

Itulah beberapa hal luar biasa dan best moment dari film LP. Sejujurnya semua menarik. Oleh karena itu, ssst.., jangan heran kalau, film ini membuat rekor penting dalam sejarah 'pertontonanku' di studio XXI, akhirnya saya nonton total tiga kali. Waddu..., kayak minum obat ya.. Tapi ya, mungkin agak 'lebai', tapi jujur saya sangat menikmatinya, merindukan para laskar cilik yang hebat. jujur pula, rasanya aku ingin bertemu dengan mereka. Andai bisa....!

Setelah Nonton Laskar Pelangi, "Aku Ingin Jadi Lintang" (Bagian 2)




Ini salah satu cerita setelah kami sekeluarga menonton film Laskar Pelangi (baca juga opini saya berjudul 'Film Laskar Pelangi: Oneng dan Lukman Sardi Kurang Pas...).

Salah satu dorongan yang paling kuat buat kami, saya dan istri, adalah mengajak anak kami, Efro, untuk menonton Laskar Pelangi kalau sudah tayang. Tentu hal tersebut karena kami berdua telah membaca novel tetralogi karya Andrea Hirata (LP, Sang Pemimpi, dan Edensor), jauh-jauh hari. Menurut kami, ketiga novel tersebut syarat dengan muatan motivasi dan edukasi.

Sepanjang film ditayangkan, anak kami bertanya-tanya tentang adegan demi adegan yang ada di film. Tak jarang kami juga membisikkan sesuatu ketika ada momen yang bagus dan layak diambil hikmanya. Selain larut dalam adegan demi adegan yang mengharu biru, tak jarang dia tertawa ngakak melihat adegan-adegan lucu dari sepuluh laskar pelangi, terutama Mahar, seniman kecil berbakat yang lucu.

Dan benar saja, ketika keluar dari gedung film, bahkan ketika kami tanya beberapa hari berikutnya, dia menjawab, "Aku mau jadi Lintang". "Lintang aja?" tanya kami. "Sama yang suka nabuh gendang dan nyanyi, siapa Pa namanya?" "Oh..., Mahar'" "Ya," jawabnya mantap.

Kami pun bersyukur banget, ternyata tidak sekadar refreshing, tetapi dengan menonton film LP, ada yang membekas di hati anak kami, yaitu tertular semangan Lintang, si bocah pintar, jagoan SD Muhammadiyah Gantong. Dia cerdas. Usahanya luar biasa untuk bisa sekolah. Mengayuh sepeda puluhan kilometer, bahkan melewati rawa yang bersemayam buaya besar di sana, tak jarang melintang di jalan setapak yang dilewatinya, Lintang tetap semangat demi mendapatkan pengetahuan. Cita-citanya besar. Dia juga yang menjadi pahlawan ketika memenangkan lomba cerdas cermat. Tak tanggung-tanggung, yang dikalahkannya adalah sebuah sekolah terkenal yang dikelola secara mapan oleh PN Timah Belitong.

Tetapi, keberhasilannya, keberhasilan SD reot dengan sepuluh murid, menjadi akhir kisah dan mengubur cita-cita Lintang. Ayahnya yang seorang nelayan, tak kembali lagi (meninggal) saat sedang mencari ikan di laut. Bapaknya seorang nelayan, sedang ibunya sudah meninggal. Peristiwa tersebut menjadi pukulan dahsyat buat anak kecil yang belum lulus SD. Keputusannya untuk tidak lagi bersekolah membuat Bu Mus dan sembilan laskar pelangi lainnya menangisi, menyesali, teramat dalam. Terutama buat Ikal, kepergian Lintang begitu menjadi pukulan hebat. Dia tak kuasa menahan tangis dan mengejar Lintang tantkala dengan bergegas, seusai berpamitan, Lintang mengayuh sepeda dengan cepat. Dan, Lintang pun lagi menoleh ke belakang.

Dalam buku LP, oleh Andrea (Ikal), Lintang digambarkan sebagai sosok jenius yang luar biasa. Kecerdasannya adalah tempahan alam yang penuh dengan segala keterbatasan. Buat Andra, Lintang adalah inspirator sekaligus motivator hebat. Buat Lintang pula, salah satu yang terpenting, ia dedikasikan seluruh usahanya untuk menempuh pendidikan di Universitas Indonesia, bahkan kemudian master di Universitas Sorbone Perancis.

Oleh karena itu, mumpung film Laskar Pelangi masih tayang, para orang tua yang berkesempatan agar mengajak putra-putrinya untuk menonton film ini.

Sekadar informasi, pada hari keepuluh, mulai tayang 25 September, LP ditonton sekitar 1,1 juta orang. Padahal, sampai hari ini, 31 Oktober, LP masih tayang. Bahkan, di Yogya (Amplas=Ambarukmo Plasa), dengan jadwal tayang sebanyak lima kali, antrian masih panjang. Untuk menonton malam, penonton harus antri siang. Itupun terkadang penonton harus pulang dengan kecewa karena tidak mendapat tiket, meski untuk jadwal 21.30, mengingat sampai hari ini masih banyak sekolah atau instansi yang membooking studio untuk nonton bersama.

Artinya, kalau sepuluh hari pertama sebanyak 1,1 juta, lalu pada 31 Oktober jumlahnya berapa? Seminggu ke depan, dua mingu...?

Selamat menonton, semoga terinspirasi dan termotivasi, amin!

Bersambung

Minggu, 26 Oktober 2008

Hujan2 Nyruput Layered Mocca Cream di Rumah Coklat, Nikmat...






Sore jelang maghrib yang basah, padahal sepuluh menit yang lalu, 16.30, mendung masih menggantung di langit Yogya. Pas di jalan, terpaksa kami berteduh di sebuah tenda deket toko di jalan Colombo karena tiba-tiba hujan mengguyur deras. Kami berempat: aku, Ranu, Adnan, dan Yus, hendak menuju Rumah Coklat untuk ngenet sambil nyruput kopi. Sekitar lima belas menit, hujan reda, kami pun meluncur ke RC. Sesampai di RC, gerimis kembali jatuh dan deras pun mengguyur.

Jelang maghrib yang sejuk. Maklum beberapa bulan terakhir, Yogya membara, debu bertebaran, rerumputan lunglai tak bertahan, dan dedaun pohon gugur tak kuasa menahan panas. Wadduh, puitis nian...

Empat Layered Mocca Cream yang hangat segera terhidang dan kami seruput. Nikmat... Sambil buka laptop dan segera akses internet. Beberapa tugas harus segera diselesaikan. Kongkow produktif..

Tentang Rumah Coklat

Komen Ranu: "Tempat asyik buat nongkrong, belajar, pacaran, nyari inspirasi. Selain itu, di samping harga yang terjangkau dan rasa yang enak, RC bisa jadi tempat yang istimewa buat even yang istmewa juga, hehe..." *Even apaan neh...?*
"Hot spotynya kenceng bennerrr.....!"

Komen Adnan: "Adem benneerrrrrr....! Rumah Coklat, coklat bennerr......!"

Komen Yus: "RC my first place date at Yogya, never missing in my memory. My lovely, Tary".

Bussett......

Oh ya, tentang mereka bertiga adalah teman-teman mudaku yang biasa olahraga basket bareng, cari makan, share, dll.

Kamis, 23 Oktober 2008

Masjid Al Hijrah Bontang

Pelabuhan Lhoktuan di Suatu Senja




Menikmati senja nan elok dan sejuk di Pelabuhan Lhoktuan tentu sangat menyenangkan, apalgi jika bersama keluarga tercinta atau sahabat. Laut yang membentang, kapal-kapal kecil dari Sulawesi yang bersandar, kapal-kapal besar yang siap datang dan siap mengangkut pupuk produksi PT PKT Bontang, rerimbun hijau hutan bakau, rumah-rumah penduduk yang terbuat dari kayu ulin, dan pemandangan pabrik PKT dan pabrik-pabrik lainnya terasa menyempurnakan pandang kita. Jika malam tiba, pendar lampu yang membias di lautan terasa semakin indah.
Beberapa remaja dan anak-anak tampak sedang bermain air, berenang, dan berloncatan. Para pengunjung berderet sambil menikmati jajanan, seperti roti dan jagung bakar.

Selasa, 21 Oktober 2008

Name Taq & Harapanku

Hari ini sama Prof. Darmiati Zuchdi, dosen Etika & Kepribadian, kami disuruh menjabarkan nama dengan harapan atau cita-cita. Kayak buat puisi nama kita waktu SMP-SMA dulu. Seru juga seh... Tapi, kali ini bukan puisi yang kami buat, tetapi buat harapan, semacam target, bisa juga potret kita. Usai itu, disuruh tuker ke teman, trus teman memberi tanda bintang pada jabaran yang sudah mencerminkan profil kita. Kalo tanpa bintang berarti masih diperjuangkan, hihi... Ini jabaran namaku.

Apresiatif
Bijaksana
Dewasa
Ulet
Lurus Hati

Humoris
Aktif
Kompeten
Inovatif
Mandiri

Oleh temen, aku dikasih bintang semua, wadduh....
Menurut teman2 yang kenal diriku, bagaimana? layakkah aku dapat sepuluh bintang? jangan2 cukup didiskon 50%?? Hiks............ Aku seh merasa masih banyak hal yang harus kuperbaiki, termasuk beberapa harapan yang kuukir dalam namaku di atas. semoga tercapai, meski tidak harus sempurna. Amin!

Jumat, 17 Oktober 2008

KambingJantan





Tulisan ini saya ambil di blog lamaku yang diposting pada Tuesday June 13, 2006 - 04:43pm (PDT).

Wuihhhh... keren! Hebat! Tuh anak yang bernama kambing alias si Radith, alias si Dika, alias DICKaaaa, bikin gw bener2 ngakak wuakakakakkkkkkak.... Padahal, kmaren (hari ini juga blum kelar), pas baca bukunya, gw lg sakit puyeng2, mual2, pengennya muntah2 mulu, dan emang bener2 muntah, hhuahhhhkk.... Kata temen2, katanya gw kayak orang lg hamil muda. Tp... di atas kasurku yang semok, gw bisa ngakak abis. Sampe orang rumah pada heran, "Ini katanya sakit, malah ktawa2. Yg menjiwai donk... Biar kalo dibawa ke dokter, pantes!! Atau jangan2 kmaren ketempelan setan dari samarinda," katanya. Akunya ketawa2 aja, padahal barusan juga diselingin nyengir2 kesakitan.

Emang sih, kmarenya gw dr samarinda. Abis ngikut acara sminar nasional tentang sastra gt. Meski narasumbernya dari Jakarta, tp acaranya nggak menarik. Untungnya scr ga sengaja gw ktemuan sama rekan" penulis. Jadinya, kita bikin acara seminar sendiri di baris belakang, padahal yg di depan lg pada seru, yang nanya jg lumayan. *Nggak perlu ditiru, ya!*

Nah, gara2 perjalanan sekitar 2 jam, badan gw jd lemes. Maklum pas sbelum brangkat, gw udah sakit mual2, radang parah ampe ga bisa ngomong, apalagi dipake siaran radio. Dah meradang 3 hari. Sbenarnya gw ga mau brangkat, tp berhubung dah bilang ok sama si bos di kantor, ya udah. Padahal, sampe malem masih ga yakin. Pas jam 05.30 pagi, temen gw nlp, bilang kalo tar lg gw dijemput. Walah... padahal aku baru bangun pas ditlp itu, jam 05.20 tot. Gila! Rada panik! Soalnya aku orang kelima dan yg terakhir bakal dijemput ke rumah ama mobil kantor. Wuih... gila, telat malu oi!

Jadwal acaranya sih jam 8 pagi. Tapi baru mulei jam 10-an. Oh ya, abis ngobrol sama temen2 penulis yang tergabung di JPK (JaringPenulisKaltim), pas jam 12.30-an, temen2 gw ngajak kabur duluan. *Adegan tidak baik, jangan ditiru!* Ternyata, gak hanya murid yang jadi bete kalo lg ndengerin ceramah or diskusi yang nggak narik. Abis zhuhur-an di Masjid sebelah tempat acara, kita berlima menuju SCP mall. Gw mo nyari buku skalian janjian sama temen lama di sana. Ktemu ama temen, ternyata lagi belang2 mukanya. Sbulan ini dia KO di rumah karena abis kecelakaan.

Satu jam di SCP, kemudian ke Lembuswana Mall, langsung gw ke Gramedia. Maunya cari Biografi Oprah Winfrey dan novel "Ssstt... I'm Play Girl" karangan Sari Aziz, temen yang tadi ktemu di acara. Gw dah janji bakal beli dan ngasih komen buat dia. Ya, itung2 nambah royalti buat cewek lucu ini. Ceritanya seru juga, kayaknya dia banget (tar gw critain di lembar yang laen dengan judul spt judul bukunya).

Dan, duerrr.... ktemu deh yang ga ada di list pencarian, tp slama ini gw cari2 "KambingJantan"-nya Radithya Dika. Ni buku dah dari kmaren2 gw cari tp pas ga ada mulu, pas habis terus. Percaya banget buku ini banyak dicari.

Sampe di rumah, jam 9-an malem, gw hoek2 karena drivernya ngebut banget. Apalagi sbelum brangkat emang udah hoek2. Jalannya berliku lagi. Naik turun. Kalo naik turun yang laen mah enyak-enyak-enyak! (Mikir ngeres aja gpp!)

Besoknya, gw langsung 'bercinta' dengan DICKaa si kambing yang ternyata ga jantan2 banget, hehe... Yang pasti, komen buat dia: perjalanan hidupnya begitu naas, konyol, gokil, tapi yang begitu membuat hatiku, sebagai pembaca, begitu kembang kempis karena ngakak abis. Yang belum pernah baca buku ini, wuih...coba baca, pasti ketawa2 sendiri kecuali yang rada miring kaya Radith, bukannya ketawa malah nangis, mungkin. Soalnya, dia tuh orangnya rada2 kebalik gitu. Mestinya ke utara, tapi dia-nya ke selatan. Maunya begaya, malah jadi aneh, super aneh!
Buku ini juga yang "merangsang" gw untuk mulai nulis2 lagi setelah sekian lama ga nulis2.

Itu kisah lamaku.
Info barunya: sehabis baca buku pertama Radit, saya juga membaca buku-buku karya berikutnya, seperti CINTA BRONTOSAURUS (2006), RADIKUS MAKANKAKUS: BUKAN BINATANG BIASA (2007), BABI NGESOT: DATANG TAK DIUNDANG , PULANG TAK BERKUTANG (2008). Meskipun karya-karya tersebut tidak seseru KambingJantan, tetapi tetep seru buat ngilangin stress.

Antara Ngejomblo or Segera Nyari Jodoh

Tulisan ini saya ambil dari blog lamaku, diposting pada Tuesday June 13, 2006 - 04:58pm (PDT): untuk mengingat zamannya siaran radio pada waktu2 terakhir. 'Masih Pengen lagi,seh...' (versi lu-gw).

Sudah hampir 5 bulan terakhir, gw siaran radio lagi. Padahal aktivitas ini udah gw tinggalin sejak sekitar tahun 2001/2002 (gw siaran mulai 1998 dan banyak cerita seru, tar bakal gw inget" lg critanya). Sebenarnya dah lama juga gw pengen comeback, bukan soal materi yang bakal gw dapat, tp kayaknya ada yang krasa hilang sejak kegiatan "ngoceh" sendiri (kadang bareng" sih...) itu gw tinggalkan. Tapi semua ga kewujud soalnya slama ini gw smakin banyak kegiatan, jd ga bisa bagi waktu. Nah, beberapa waktu lalu ada temen gw lg sibuk ngurusin radionya datang ke gw, mohon.... banget agar gw bisa bantu. Pada waktu yg bersamaan, temen gw yg laen, direktur radio pemerintah, ngajak juga gabung.

Pengen...! Mumpung gw dah mulai longgar waktunya. Akhirnya, gw pilih ajakan temen yg pertama. Mikirnya gini, kalo di radio pemerintah yang diolah temen saya kayaknya dah mapan, sedangkan yg radio temen saya yang satu masih baru. Artinya, gw bisa banyak eksplor apa yang gw mau. Nah, deal deh!

Setiap Minggu, berdua ama temen gw yang bernama Zilva alias Trully Tisna Milasari sarjana psikologi, masih bujang, masih imyoet, masih suka seneng", siaran deh! (Tentang Zilva tar gw bakal tulis sendiri deh! Siapakah dia sebenarnya?) Nama acaranya ZONA BEBI (ZonaBebasBicara). Sebuah acara yang punya jargon "Ngebahas Sesuatu yang Tak Biasa Kita Bahas". Tema yang kita angkat seru" juga. Misalnya, I Luv My Teacher, Metroseks, Homoseks, Selingkuh, dan sejenisnya (kayaknya gw bakal review jg satu", biar ga lupa. Soalnya, sebelum siaran, kita mesti cari info banyak". Baca buku, browsing internet, survey, dll.) Sayang kalo ilang gitu aja!
Duh, jadi nglantur neh. Ga jadi cerita deh..! Intinya, yang dibawa ini, selain ulasan dari kami, juga beberapa cuplikan telepon interaktif dan SMS dari para fans ZB.

Minggu kmaren, dari jam 2-4 siang, tema ZonaBebi kita adalah "Antara Ngejomblo or Segera Cari Jodoh". Seru juga ternyata, apalagi ada 3 bintang tamu, temen" gw dari Bandung: Aa Acep, Aa Ayas, dan teh Nisa (Mira).
Blum jug gw ama Zilva ngebahas tema, ada pendengar yang dah ngantri untuk beropini by phone.Namanya Yana.
Menurut Yana, ngejomblo atu asyik dan penting. Yana punya alasan untuk itu karena dia sedang kelas 2 SMA mo naik ke kelas 3. Jadi perlu banyak waktu untuk nyiapin kelulusan. Takutnya, kalo pacaran bukannya memotivasi untuk belajar, malah sebaliknya akan mengganggu belajar. Berabe. Jadi, menurut Yana, mending mentingin skul daripada pacaran yang mengganggu.

Berikut beberapa opini via SMS dari beberapa pendengar:
081618279xx
Bagi remaja dan dan ABG: Sbaiknya skolah dulu, aplagi ortu masih mampu & ilmu sangat berguna untuk mengatasi masa depan. Kalo hati sdh jatuh cinta, biasanya otak susah mikir jernih.

0813611844xx
Arya Dimas. Kl saat ni mungkin arya jomblo. Tp smuanya udh diatur Sang Pencipta. Jd kita sbg makhluknya hny bs berusaha. Ktentuannya di tangan Allah. Tlalu maksa khendak jg tdk baik krn Allah lbh mengerti pa yg tbaik buat makhluk ciptaan-Nya. Jd nikmati z hidup ini dg membuat prestasi & sambil brusaha dlm mencr jdh.

0813478913xx
Dr Yana d Berbas. Tmn2 ABG smuanya, kl mnrt yana nggak ada kndla klw mo pcrn smbl sklh, asl pcr km itu bsngbawa km kehal2 yg pstf, kan bs bljr bareng, mslnya. Yana skarang jomblo, tp Yana sbar nuggu, Allah itu adil ko, pasti Dia akn membrikan yg tbaik bt yana. O...y, salut bt Arya.

0813479439xx
Jomblo? Enjoy aj si! Jgn mncoba utk jatuh cinta kl blm siap sakit hati...

081618279xx
Di Btg ini cari kerja layak dah mulei susah bagi llsan SMA. Orang2 luar rebutan t4 itu. jgn mau bergantung dg romantisme semu lk2. Brakit2 ke hulu, berenang kemudian.

081950588xx
Dari A'AN. Mnrt aq JOMBLO itu lebih asyik drpd hrs pacaran dg alasan cr jodoh. Sbb pacaran jls sekali menjurus k hal yg begituan..?? Buktinya banyak yg hamil duluan. Ya ga sech? Sbg manusia qthanya bs brusaha. ALLAH-lah yg nebebtukan. Jodoh adlh rahasiaNya. Hanya Dia yg mengubah, mengatur, n menentukan sgalanya. Pernikahan tdk hanya mempersatukan 2 manusia tp jg menyatukan 2 klg. Nah lo.??? Sudah siapkah dg sgala konskuensinya???

0813611844xx
Arya Dimas. Mas Jak, mo nanya sama Aa Acep. Aa bilang cinta pd pandangan pertama mrpkn hal takhyul dan percayax pd takdir. Ok, Arya trima jawaban Aa. Lalu bgmn pasangan itu hadir dlm hidup Aa jk tdk melalui pandangan. Dr kesan pandangan pertama itu mungkin qt tertarik u mengenal dia lebih dlm. Bukan bgt Aa? Tlg britau argumen Aa u hal itu!

0813463237xx
Ksendirian dideskripsikan 'sbg prasaan kosong dlm hati, kesednirian brarti ksepian, dan ksepian adlh tanada awal suatu kegagalan! Gmn, bener ga?

0852427141xx
Sy sangat spkat kl si cewek mendesak si cowok u menikahinya. Alasannya u menghindari hal2 yg tdk diinginkan.Kl sdh brani pacaran brarti udah brani u menikah.

081618279xx
Jomblo tak apa buat remaja2 putri. Ingat romantisme semu lelaki banyak merugikan wanita. hati jernih dan putih wanita pasti u pangeran yg taat dan mulia. Adinda.

0852427141xx
Persoalan jomblo or tdk, kl mnrt aq tergantung yg ngejalanix. Jd kl aq mendingan jgn ngejomblo dh krn kl ngejombol udah dpt dipastikan tdk dpt bertanggungjawab dan kukatana jg soal jomblo itu sbenarnya tdk ada yg menginginkannya tergantung ksempartan. Munafik kl ada org suka menjomblo.

0852468377xx
Mnrtq pacaran itu sah2 aja slama ada kecocokan n saling pengertian dsn! Kl hubungan itu udah waktunya disucikan ya brani aja coz menunda brarti mengundang setan. Lagunya: Akhirnya Ku Menemukanmu, NAFF.

0852470161xx
Ksepian bkn berarti kegagalan sbb adakalax qt pengen sendiri d aq sendiri ga mau diganggu. Darman Kasmaran.

0852468997xx
Tanya, seandainya ada cwq dlm pandangan pertama merasa jatuh cinta bgmn jawaban si cewek itu, apa dijawab langsung apa tunggu laen waktu? Dr aku some one minta lagu. UNGU Demi Waktu.

081618279xx
Adinda sdh mnikah loh..dg pangeran taat n mulia, tanpa pacaran... Ini bkn terjun bebas tp tawakkal illallah. Bgmn dg anda?

Emang sih..ngomongin tema kayak gini slalu ada pro kontra. Maklum, stiap orang mempunyai pengalaman yang berbeda sesuai dengan yang dijalaninnya.
Bagi mereka yang lebih memilih ngejomblo dengan alasan yang logis, misalnya lebih ngutamain belajar karena masih skul, itu namanya hebat. Hari gini, masih ada sbagian remaja yang punya komit gini, tentu jempol banget. Alasan laen, bagi mereka yang belum dapat hidup secara survive (mandiri secara kontinue), juga masuk akal sih. Daripada segera berkeluarga, sementara tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup, tar gimana.... Tapi tetep aja lo harus mikirin usia. Ia terus berjalan menggiring kita. Kalo kita harus married menunggu benar-benar siap, dalam arti segala2nya, ya ga bisa. Terlalu perfect! Tar keburu tua! Tapi, sekali lagi, jangan coba2 cari jodoh tanpa perhitungan yang tepat, tar lu jadi 'melarat' hehe.....
Tar dilanjut ya... Mo break dulu!

Tuesday June 13, 2006 - 04:58pm (PDT)

Kalo Begitu... Papa Binatang Liar, Dong...!

Ini kisah yang kuambil dari blog lamaku, diposting Tuesday June 13, 2006 - 09:21pm (PDT). Ceritanya begini (versi lu-gw):

Semalam gw diceritain sama momi (ibunya anak gw):
Ceritanya anak gw yang baru berusia 5 tahun (sekarang udah 7.5 tahun, kelas 2 SD YPK Bontang), Efro Kimlyn, lagi libur skul. Sehabis liburan dia mo masuk ke TK B. Oleh karena itu, kemaren sewaktu momi lagi berangkat kerja, si imyoet diajak daripada bengong di rumah, maklum saya juga kerja, belum libur.

Sewaktu pulang dari kantor, biasa momi akan melewati daerah yang bernama Kana-an. Daerah ini mayoritas penduduknya dari Tanah Toraja. Jangan heran kalo hampir setiap rumah mempunyai anjing. Jadinya, di jalan-jalan sepanjang kompleks ini, banyak sekali anjing yang wara-wiri di jalanan.

Anak gw suka banget sama kucing. Tapi di rumah nggak bakal ada kucing. Soalnya gw alergi debu dan sejenisnya, termasuk bulu2an, bulu kucing salah satunya. Sewaktu melewati jalanan, anak anak anjing yang bulunya lucu melintas. Biasa, momi nggak pernah ngebut kalo berkendaraan. Jadinya, si imyoet bisa menikmati anak anjing lucu itu.

Tiba2....
"Mama, boleh nggak anak anjingnya dibawa pulang?"
"Ya nggak bolehlah..!"
"Knapa?" tanyanya sambil mengernyitkan alis yang udah mulai gatuk (kanan-kiri dah mulai nyambung, kayak gw).
"Sebab, anjing itu binatang liar," jelas momi.
"Emang kenapa?"
"Binatang liar itu tempatnya di hutan. Sukanya menggigit," terang momi rinci.
"Trus, kalau menggigit, ada penyakitnya. Karena itu harus disuntik!" lanjut momi lagi karena melihat si imyoet terdiam, tapi kelihat mikir gitu.
Tiba2 si imyoet tertawa terbahak2 sendiri.
"Lo, ada apa, kok ketawa sendiri?" tanya momi heran.
"Berarti... papa binatang liar dong! Hahaha....." katanya lucu sambil tertawa2.
"Lo, kenapa?"
"Kan papa suka menggigit adik..! Haha....!" Si momi langsung tergelak. Trus dengan gemasnya, si imyoet berkata lagi. "Jadi, papa harus disuntik dong...!" Si momi lagi2 tergelak.
Mereka terdiam sesaat menikmati perjalanan yang rada konyol akibat seloroh si imoyoet. Tetapi, tiba2, si imyoet ketawa2 sendiri lagi.
"Kenapa, kok ketawa lagi?"
"Aku kan juga suka nggigit mama dan papa," katanya dengan ekspresi menggemaskan.
Si momi hanya tersenyum2.
Gila! Gw disangka binatang liar sama anak gw. Tapi, dia juga pinter, ternyata dia juga menyadari prilakunya juga.

Jumat, 10 Oktober 2008

Film Laskar Pelangi: Oneng & Lukman Sardi Kurang Pas...



Tiga hari setelah lebaran, aku memenuhi janji anakku untuk menonton Film Laskar pelangi di SCP samarinda. Antri bbuuuk...! Beli siang untuk malam, tiket ludes. Pas kami membeli, pas juga tinggal tiga tempat duduk, paling depan, tapi ya udah dariapada harus menunggu yang pukul 21.30 atau esok harinya, ya udah sikaaat!

Agar tidak kecewa, meski saya telah membaca buku Laskar Pelangi dan tetraloginya (Sang Pemimpi dan Edensor), saya sudah bersiap menjadikan film Laskar pelangi sebagai karya yang berdiri sendiri, meski tidak lepas dari versi bukunya (ya..pasti, jangan sampai!) Penonton sering komplain, mengapa versi film tidak sedetil versi buku. Ya iyalah, film hanya sekitar 90 menit, sedangkan versi buku ceritanya sangat panjang dan kompleks. Kalau difilmkan utuh bakal menjadi berjam-jam, meski saya juga berharap, versi film seharusnya bisa memotret substansi buku. Ingat, pas Ayat-Ayat Cinta difilmkan, selain banyak yang puas, juga tak sedikit yang merasa kecewa.

Jauh sebelum menonton, saya sudah baca berbagai komentar pembaca buku Laskar Pelangi, di situs-situs atau komentar para blogger. Pro-kontra pasti terjadi, ada yang berharap bisa difilmkan agar imajinasi pembaca bisa divisualkan. Sebaliknya, ada yang tidak berharap film dibuat dengan alasan seringkali film mengacaukan imajinasi pembaca. Buku dianggap lebih bagus. Apalagi buku sekelas Laskar pelangi sudah begitu membumi. Selain itu, pro-kontra terjadi jika dikaitkan dengan casting pemainnya. Untuk yang satu ini, saya juga kadang was-was, jangan-jangan sutradara tidak mendapat pemeran yang pas.

Sebagai penonton, seperti orang pada umumnya, saya juga merasa gimana gitu, ketika mengetahui kalau beberapa 'artis dengan cap di jidat' ikut andil. Contohnya, Tora Sudiro dan Rieke Dyah Pitaloka. Jangankan mereka, beberapa aktor-aktris juga diragukan sebelumnya, seperti Cut Mini dan Lukman sardi.

Secara umum film Laskar pelangi sangat bagus. Yang paling menonjol adalah kemampuan sepuluh aktor lokal anggota Laskar Pelangi. Kemampuan akting mereka tampak natural dan sesuai dengan karakter yang dimaui dalam skenario. Terutama tiga diantaranya, yaitu pemeran Ikal, Lintang, dan Harun, keren banget. Bukan berarti yang tujuh tidak bagus, sangat bagus juga, hanya karena yang tiga perannya lebih banyak dan menonjol, jadi lebih terlihat.

Setingnya bagus. Sentuhan bahasa dan budaya lokal juga sangat mendukung pencitraan film ini. Secara umum, melihat film LP saya yakin merupakan buah kerja yang luar biasa. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang semestinya dipertimbangkan lebih dalam sebelum film diproduksi.

Seperti juga keraguan banyak orang, meski aktor-aktris yang membintangi LP sebagian besar sudah mempunyai jam terbang tinggi di sinetron atau film, tetapi sebagaian di antaranya menurut saya 'mengecewakan' dan benar 'mengaduk-aduk imajinasi' yang telah agak mapan.

Meski saya juga yakin, Mira Lesmana dan Riri Reza telah berusaha meng-casting pemain dengan sungguh-sungguh, tetapi terutama kehadiran beberapa pemain, seperti Rieke Dyah Pitaloka (sebagai Ibu Ikal) dan Lukman Sardi (Ikal dewasa), terasa kurang pas, tepatnya 'agak dipaksakan'. Bukannya Rieke tidak berusaha bermain secara bagus, tetapi meski hanya muncul sekitar tiga scene dan itupun tidak panjang, tetapi figur Oneng terasa begitu dekat. Jadi, pas dia muncul, apalagi di bagian-bagian pertama, tanpa dikomando, saat saya menonton, langsung koor: "Oneng.....!" Wadduh, parrah...! Ibu Ikal yang ditunggu jadi buyar. Idealnya untuk film dengan background buku yang begitu dikenal masyarakat, akan lebih aman, jika pemainnya dipilihkan dari pemain-pemain yang tidak begitu 'pasaran' (=sering muncul di televisi atau film). Bila perlu, diambil pemain baru, saya pikir talenta-talenta baru di Indonesia begitu banyak, terbukti pada sepuluh anak LP kan? Apalagi untuk peran kecil, sepertinya Oneng nggak perlu hadir deh.

Untuk Lukman Sardi...??? Ini juga menurut saya bermasalah, kurang, pasnya sih 'tidak cocok'. Sebagai pemain watak, akting Lukman sama sekali bukan dalam ketegori jelek, tetapi nggak pas. Pasalnya, secara figur (fisik) dan karakter tidak pas. Membayangkan Andrea Hirata dan Lukman Sardi serasa bumi dan langit (agak lebay ya.., hehe...). Memang tidak harus sama persis, tapi juga jangan terlalu jauh. Zulfani (Ikal kecil) menurut saya pas sekali: ikal, kalem, friendly, agak chubby, polos tetapi tampak smart. Yang menonjol adalah kalem. Saya membayangkan, itulah Ikal. Menurut saya, sosok dan karakter itu jauh sekali dari Lukman Sardi yang karakternya tampak keras, tidak friendly,terlalu tirus. Singkatnya, ya nggak cocok. Coba Anda cermati! Sayang sekali, padahal Ikal (dewasa) adalah salah satu tokoh sentral. Bahkan menjadi bagian frame penting bagi film ini karena dia muncul di awal dan akhir: pembuka dan ending cerita, sebab film dibuat flash back.

Sedangkan, Cut Mini yang semula juga banyak dipertanyakan oleh pecinta novel LP untuk memerankan Ibu Muslimah, guru yang lembut, sabar, motivator hebat, dan selalu tersenyum, ternyata benar-benar lebur dalam diri Cut Minin. Acung jempol buat dia. bagus banget.

Satu lagi yang semula banyak diperdebatkan oleh para blogger pemerhati LP, yaitu kehadiran Tora Sudiro sebagai guru di sekolah PN Timah. Sosok yang diperankan adalah peran serius, maksudnya bukan komedi. Mengapa diragukan? Sebab, sampai film ini dibuat dan ditayangkan, sosok Tora begitu lekat dengan kekonyolan dalam berperan. Maklumlah, setelah berperan cukup bagus dalam film pertamanya, Arisan besutan Nia Dinata, dan film Banyu Biru yang dibintanginya bersama Dian sastro, kebanyakan peran Tora di film komedi. Alasan paling kuat atas stigma masyarakat bahwa Tora adalah aktor komedi karena keterlibatannya dalam Extravaganza yang identik dengan banyolan dan kebanci-bancian (sinden gosip). Apalagi bersamaan dengan tayangnya LP, film komedi yang dibintangi Tora, Tukul, Luna maya, dan Ria Irawan sedang akan tayang, jadi muncul di promo film sebelum LP tayang, yakni film berjudul Cinlok. Sama seperti Lukman sardi dan Rieke Oneng, bukannya tidak bisa, tetapi pencitraan 'konyol' yang sudah terlanjur menempel buat Tora layak membuat masyarakat ragu. Meski saya juga sepakat, aktor yang baik adalah yang dapat memerankan berbagai peran, tetapi khusus film-film serupa LP, sutradara harus lebih jeli dan mempertimbangkan 'kedekatan' tokoh dan cerita sebaik mungkin.

Akan tetapi, keraguan masyarakat tidak benar-benar terbukti karena Tora benar-benar berusaha membawa dirinya menjadi seorang guru. Tampak sekali Tora berusaha. Meskipun demikian, memang di bagian-bagian awal kemunculannya, saya yakin kebanyakan penonton bergelut dengan skematanya, ini Tora yang di Extravaganza atau guru PN Timah, atau setengahnya? Menurut saya sendiri, jawabannya ya 'setengahnya', lebih dikitlah, sekitar 70%. sedangkan, 30%-nya kurang sempurna. Artinya, Tora tidak gagal membawa peran guru SD PN Timah.

Selebihnya, sebagai sebuah film karya anak bangsa ini, LP patut ditonton oleh semua lapisan masyarakat, lintas usia, lintas agama, lintas profesi. Bahkan, menurut saya, LP layak diikutkan dalam festival film di dunia internasional.

Sebagai sebuah buku yang bercerita tentang usaha yang sungguh-sungguh dalam mendapatkan pendidikan dan menggelutinya dengan luar biasa meski keadaan begitu menghimpit, film LP bisa menjadi motivator yanga luar biasa pula.

Bersambung

Psikolog Tak Terdaftar

Rasa-rasanya, setelah kurunut-runut, dari dulu sampai sekarang, saya sering banget menjadi TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Semacam tempat pembuangan sampah, tetapi yang ini sampahnya beda. Bukan sampah plastik, dedaunan, sisa makanan, kotoran atau yang sejenisnya. Sampahnya adalah tumpukan berbagai jenis masalah. Berasa jadi psikolog begitu, tetapi tidak pernah terdaftar, kasihan!

Nggak tau juga seh, bagaiaman teman-teman dan anak buahku jadi percaya banget dan menaruh harapan kepadaku untuk menyelesaikan segala macam, ketet (no tetek) bengek permaaslahannya. Mungkin, wajahku cocok jadi tempat ‘pembuangan’. Nggaklah..! Saya yakin ada aura dan energi positif (ciehh…) yang nempel di jidatku sehingga mereka bisa percaya sama aku.

Memang seh, percaya atau tidak, aku seneng banget, empatif, dan care terhadap berbagai masalah yang dihadapi temen (GR! Tapi, logis kan, bagaimana mereka mau share kalau aku nggak gitu, ya kan….. ‘Maksa ya, haha…’).

Satu lagi, aku selalu memegang teguh janji untuk tidak ‘ember’ alias ‘bocor’. Aku selalu komit untuk menyimpan segala macam permasalah hanya untuk diriku sendiri. Pengeceualian, problem mereka sesekali saya ungkap sebagai contoh atau ilustrasi kepada orang lain jika mengahadapi persoalan serupa atau jika aku ingin orang lain tidak melakukan hal serupa. Tetapi, tentu untuk hal-hal tertentu saja dan pastikan tanpa menyebutkan identitas, sebut saja itu pengalaman yang pernah kudengar atau kubaca dimana gitu…

Masih keinget deh zaman kuliah dulu (tahun 92-96), begitu banyaknya temen yang numpahin masalah ke aku. Sampe-sampe pas lagi belajar di kelas pun teman-teman malah nggak dengerin kuliah, malah curhat abisss. Penah suatu ketika, aku duduk di belakang, di sebelahku duduklah sorang temenku yang lagi punya masalah. Bisa-bisanya dia curhat sambil menumpahkan air matanya, sesenggukan. Wadduh, takut juga she dilihat ama dosen. Tapi, alhamdulilah, nggak pernah kejadian dicurhatin temen trus ketahuan dosesn, hehe… Maunya seh, pas kelar kuliah gitu, tapi kadang temen dah kagak nahan untuk mengungkap tabir rahasia diri.

Kejadian serupa masih juga berlanjut sampai saat ini, beberapa temen di kantor, para siswa, oratu siswa, anggotaku di Adwindo (Asosiasi Duta Wisata Indonesia) Bontang, temen-teman organisasi, temen-temen beraktivitas, dan lain-lain, masih juga suka curhat sama aku. Dari biasa-biasa saja, sampai yang paling ‘serem’ sekalipun bisa terungkap! Tak jarang aku shock mendengarnya, tetapi harus tetep tenang alias cool abiss..

Beberapa hari selepas lebaran, problem besar harus kutangani. Aku juga sampai merasa ekstra menyelesaikannya, berhari-hari. Sampai ini kutulis, juga belum kelar..Problem rumah tangga pasangan muda. Bbee.... ampuunnn! Tapi, dengan usaha keras, masalah klien yang udah kuanggap sebagai adek sejak lama ini harus segera kelar. Sebab, lelaki keren yang berstatus sebagi ayah dari satua anak berusia belum genap setahun ini terlihat stress banget. Kesian dia!

Dia berusaha banget menyelesaikan masalah, tetapi sang istri yang dari keseluruhan cerita aku simpulkan sebagai sumber masalah malah sama sekali nggak ngrasa punya masalah. Saya jadi tau banyak karena, saya baca semua sms yang dikirim maupun balasan dari sang istri,. Wadduh, nih istri keras kepala dan nggak dewasa banget. Padahal dia lebih tua, 27=23. Mestinya dia lebih dewasa, tapi malah kekanak-kanakan.

Demi kebaikan, si klien saya minta untuk cooling down sebelum membuat keputusan. Istrinya minta berpisah, berulang-ulang. Sebenernya si klien sudah kagak nahan juga dan pengen pisah, tapi dia kepikiran nasib sang anak. Makanya, meski dia korban kekerasan rumah tangga (ssst…istrinya suka main pukul—pake tangan or kayu--, main cakar, seperti kucing garong ya…), karena dia masih ingin mencoba sekali lagi, dengan terpaksa dia mengajak istrinya saling instropeksi, tapi lagi-lagi istrinya selalu merasa benar dan menyalahkan si klien. Susahnya lagi, si istri nggak mau diajak balek ke rumah kontrakan. Dia memilih tinggal di rumah kakaknya. Ortunya yang tinggal jauh, aakhirnya datang juga ke rumah sang kakak.

Masalah semakin runyam karena si mami malah ikut-ikut nyalahin klien. Maklum, dia hanya dengar masalah dari satu pihak. Ketika klien mencoba menjelaskannya melalui balasan sms dan telepon langsung, si mami sepertinya dah nggak percaya lagi sama si klien. Sshhhh…………..

Si klien semakin hancur! Dia nggak mau ke rumah kakak ipar karena kondisinya tidak kondusif! Sementara itu, si istri selalu bilang ingin berpisah.. Saya selalu bilang agar si klien berusaha secara maksimal, jika ntar ternyata tetap mental, berarti Tuhan berbencana lain. Saya yakinkan, bahwa jika kita sudah berusaha maksimal, tapi ternyata jawaban Tuhan sebaliknya darii yang kita upayakan, yakinlah Tuhan akan menunjukkan horizon yang lebih luas, lebih cerah, lebih indah untuk kita. Sekarang kami masih berusaha. Doain hal terbaik menjadi solusinya, bersatu maupun berpisah. Si klien sudah siap, meski juga ragu..Tapi saya bilang, dari kondisi yang ada, meski tetap berusaha, anggap aja semua sudah berakhir (agar dia bersiap kalau finally ternyata harus berpisah). Jika ntar bisa dicari solusi terbaik dan bisa bersatu lagi, anggap itu bonus semata. Bonus? Ya iyalah.. Ketika kenyataan sudah mengatakan tidak mungkin, lalu tiba-tiba ada solusi untuk bersatu, ya namanya bonus. Bukan begitu? Bukaannnnn............. (Kayaknya bersambung neh!).

Sunga(pura) di Pojok Bontang


Menikmati hawa sejuk Bontang di tepi laut pada sore atau malam hari memang berasa asyik. Aktivitas tersebut bisa dilakukan di Pelabuhan Lhoktuan, Bontang Kuala, Tanjung Limau, atau Tanjung Laut. Suasana akan lebih asyik jika kita menikmatinya pada malam hari di bawah patung singa yang disiram cahaya sambil menikmati pendar lampu-lampu dari perkampungan penduduk di sepanjang tepi laut dan jilatan obor PT Badak yang semburat dari kejauhan. Potret keindahan tersebut bisa kita nikmati di Singa(pura)-nya Bontang. Mau tahu? (jangan bilang tahu isi ya, apalgi tempe! maksudnya, 'tau').

Ceritanya gini!
Pada Kamis, 9 Oktober, saya main ke kantor (maklum saya masih cuti kerja). Sesampai di sana, saya bertemu sama si prend, Trully. Tak lama setelah ngobrol, dengan raut serius, dia bilang, "Pak, saya siap-siap mo ke Singapur neh... Sama Pak Ibe (Ibnu)". Dengan ekspresi serius pula (sebenernya rada kaget dan agak-agak bertanya-tanya 'yang bener aja', tapi aku biasa khusnudhon seh, hehe..), maka aku pun menjawab seraya bertanya, "Kapan? Lagi dines ya?" "Tar lagi, ni lagi mo siap-siap". "Sekarang maksudnya?" "Iya," jawabnya serius.... Wadduh, hari raya bonusnya ke Singapur, keren tuh, batinku. Tapi..., tak lama kemudian, Trully ketawa-tawa... Singkat cerita, dia juga barusan ketipu! Teman trully ada yang upload foto gress di FS-nya, backgroundnya sebuah patung singa mirip dengan yang di Singapur. Buru-buru dia SMS sama si teman ngucapain selamat karena dikira barusan datang dari sana. Waktu bertemu, temennya bilang, "makasih ya, udah ngasih selamat, hehe...". Singkat cerita juga, ternyata setting tersebut ada di salah satu pojok Kota Bontang, tepatnya di daerah Tanjung Laut, deket SMPN 3. Wwallah.... Dan, bener aja, hari itu Trully,Ibe, dkk berencana mo kesana karena peasaran.

Berhubung aku juga penasaran, apalagi anakku, Efro, yang juga mendengar info tersebut langsung bilang, "Pa, kita lihat sekarang yuk!" Ya sudah, akhirnya kami langsung meluncur tanpa menunggu Trully dkk yang masih saling tunggu.

Akhirnya sampai juga, setelah mencari-cari, kami liat kepala singa putih dari kejauahan, tapi lewat mana... Kami tunggu rombongan kloter kedua, Trully dkk, dan tak lama kemudian jalan berpasir mengantarkan kami menuju tepi laut, rada di dalam, tapi ternyata tempatnya luas...

Ternya sebuah resto baru yang baru dilaunching dalam dua hari ini. Sepi. Pagar ditutup. Tapi, dasar penasaran, salah satu dari kami, Mr Mingun, langsung cari celah untuk masuk, kemudian terbukalah gerbang resto tersebut. Kami masuk dan tak menemukan satu orang pun. Ternyata , resto baru buka jam 4-12 malam.

Kami menikmati suasana *meski menyelundup, hehe...*. Kami sempat berdecak, ck..ck..ck.. ada singapura di Pojok Bontang, besar menjulang, berwarna putih, sangar menghadap ke laut. Dari kajauhan, kami liat perkampungan penduduk, pepohonan bakau, pabrik PT Badak, dll. Kalau malam pasti berasa lebih asyik.

Patung singa tersebut adalah maskot Resto Tanjung Laut Indah. Dilihat dari luas dan desainnya, pasti bukan milik orang biasa. Dan, benar, dari info yang kami dapat, tempat makan tersebut milik seorang pejabat. Maklumlah!

Oh ya, resto tersebut panjang, terbuat dari kayu ulin. Resto utama berupa rumah terbuka seperti resto pada umumnya. Kemudian bersambung panjang pada area terbuka dengan tempat duduk berjajar panjang. Di tengah-tengahnya terdapat sekitar delapan atau sepuluh petak karambah, meski yang terisi ikan baru bebarap saja. Selain dapur khusus, fasilitas karaoke, juga terdapat wisma karyawan, dll.

Setelah berfoto-foto, kami kembali. Malamnya, bersama istri dan anak, kami ke sana lagi. Dan, memang jauh lebih indah. Sambil menyeruput teh hangat, jus segar, menikmati empek-empek hangat, dan kentang goreng, suasana malama yang rada dingin dihenbus semilir angin terasa asyik. Lebih asyik lagi karena singa putih diterpa cahaya dan pendar cahaya lampu-lampu dan obor PT Badak bekeliau di lautan yang gelap. Untuk sementara, resto tersebut belum menyediakan amkanan besar, baru makanan ringan dan berbagai minuman.

Mau kesana, gampang kok. Dari masjid Al Hijrah, lurus ke arah Pelabuhan Tanjung Laut, lurus lagi kea rah SMP 3. Sebelum SMP 3, terdapat belokan ke kanan, masuk sekitar 100 meter, sampai deh. Pada malam hari memang agak gelap. Akan tetapi, sesampai di depan resto, tempat parkir yang bersih bercahaya terang. Selamat berjalan-jalan ke Singa(pura) di pojok Bontang.

Tar foto-fotonya kuapload deh…

Selasa, 07 Oktober 2008

Pasang Banner KapanLagi.Com

Pasang banner KapanLagi.com di Situs/Blog/Friendster kamu, dan dapatkan hadiah
Rp. 50.000.000,- untuk 10 (sepuluh) Friends beruntung yang akan diundi tanggal
20 Desember 2008.

Buruan!!! Gratis koq, gak dipungut biaya sepeserpun. Caranya, lihat di KapanLagi.com

Senin, 06 Oktober 2008

Jangan Menggerutu!

Bertemu dengan orang yang sifat, lagak-lagu, cara berdandan, maupun cara berbicaranya tidak sesuai dengan yang kita (secara umum) inginkan seringkali membuat kita jadi nggedumel, mangkel, alias kesel. Ujung-ujungnya rasa nggak enak ati tersebut membuat kita malas bertemu, antipati, dan underestimed. Tak jarang kemudian kita membicarakannya dengan orang-orang di sekeliling atau orang-orang terdekat. Kita memberi komentar-komentar yang bernada jengkel dan mengolok. Ibarat kata, kalau diverbalkan begitu maka akan berbunyi, "Ciih...!" sambil melengos atau meludah (lebai dikit, hehe...).

Sebenarnya, kalau da orang yang "aneh", lalu dengan spontan keluar komentar kita tentang hal tersebut, di satu sisi memang sesuatu yang alamiah. Di sisi lain, akan menjadi tidak bijak jika kemudian hal tersebut berkembang menjadi bahan rasan-rasan secara tak terputus. Memang agak susah seh kalau kita melihat atau mendengar sesuatu yang "ganjil" dan tidak berkomentar, pasti secara umum kita akan berkomentar atau berseloroh, meski sekadar mengumpat dalam hati.

Agar bermanfaat, maka dalam waktu yang bersamaan, saat kita menyaksikan keanehan, kelemahan, atau kekuarangan orang, maka kita kemudian berkaca, berefleksi agar tidak seperti dia karena kita mengetahui bahwa hal tersebut ternyata tidak baik. Jadi, kita mengambil sisi baik dari sisi buruknya. Mengambil sisi positif dari sisi negatifnya. Menghindarkan diri dari menggerutuinya, sebaliknya mengambil hikmahnya.

Aapabila mungkin--ada keberanian, kesempatan, materi (bahan) perbaikan--, maka akan jauh lebih baik dan bermanfaat jika kita menyampaikan kepada seseorang itu akan kekurangannya. Daripada kita membuang-buang energi dengan membicarakannya dalam debat kusir, diskusi kelompok tak bertema, lebih baik energi positif kita salurkan dengan cara-cara yang tidak baik.

Akan tetapi, lagi-lagi, saya yakin kita sepakat bahwa ternyata untuk tidak membicarakan, sebaliknya memberi masukan, ternyata bukan perbuatan yang mudah, sangat sulit malah. Bukankah begitu?

Oleh karena tidak mudah, maka kita harus mencobanya dengan sedikit demi sedikit. Problem utamanya, biasanya menyangkut keberanian kita berbicara kepada "orang tersebut". Dilemanya, jangan-jangan dia tersinggung atau jangan-jangan dia tidak terima karena dia tidak merasa bahwa dia mempunyai kekuarangan seperti yang kita maksudkan. Nah, semakin susah kan?

Akan tetapi, bagaimanpun keadaannya, kita harus tetap berkemauan positif untuk tidak membicarakan sesuatu secara negatif tanpa memberi solusi. Sah-sah saja menurut saya membicarakan sesuatu yang menjadi fenomena dalam kehidupan kita, tetapi sekali lagi, jangan sekadar menggerutu, mari berbagi untuk saling mengisi.

Mari menjadi orang yang tidak sekadar jago mengkritik, tetapi juga legawa untuk dikritik. Agar kritikan kita dapat diterima maka kita harus belajar berbicara dengan bijak, dengan pilihan kata yang santun, dan cara yang santun pula. Di sisi lain, kita harus selalu siap diberi masukan, siapa tahu masukan-masukan tersebut berpengaruh positif kepada kita.

Pemanfaatan Iklan Televisi Sebagai Media Pembelajaran Menulis Puisi

Artikel tulisan saya tersebut bisa Anda baca di http://pelangi.dit-plp.go.id// pada main menu: artikel. Sudah agak lama sih buatnya... Dimuat di Majalah pelangi Pendidikan juga.

Kamis, 02 Oktober 2008

Refleksi Idul Fitri 1429 H

Beberapa hari ini umat muslim sedunia sedang bergembira merayakan kemenangan ramadhan. Idul Fitri yang jatuh pada 1 Oktober 2008 seperti pada Idul fitri-Idul Fitri sebelumnya selalu marak dengan kesibukan mudik, petasan, kembang api, kue-makanan lebaran, baju baru, takbiran, kemudian saling bermaafan. Pokoknya Idul Fitri selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Meski tak jarang diwarnai oleh keributan pembagian zakat yang berujung kepada tragedi kematian atau luka-luka, pencurian saat rumah ditinggal tarawih atau ditinggal mudik, serta berbagai kecelakaan maut yang begitu mengiris, tetapi warna bahagia dan riuh kegembiraan selalu menjadi menu utama hari lebaran.

Aktivitas menonjol dari ritual berlebaran adalah saling bermaafan. Alhamdulilah, pada saat lebaran selalu terbuka celah untuk saling mendekatkan diri dan saling memberi dan menerima maaf. Agar ritual tersebut membekas, masing-masing individu harus mempunyai niatan yang ikhlas bahwa ritual bermaafan tidak sekadar terucap dan saling berjabat tangan. Lebih dari itu, harus dimunculkan dari keasadaran hati yang mantap bahwa hidup dalam kebersamaan dan kedamaian jauh lebih indah dan bermakna.

Ada kata-kata/kalimat bijak yang dapat menjadi pengingat buat kita, yakni lupakan kebaikan kita kepada orang lain, tetapi ingat kebaikan orang kepada kita. Ingat kesalahan kita kepada orang lain, lupakan kesalahan orang kepada kita. Dengan kata lain, maksud tersebut juga bisa diungkapkan dengan peribahasa: ukir kebaikan orang di atas batu dan ukir kesalahannya di atas pasir.

Pengingat di atas terasa sangat bijak agar kita tidak menjadi pendendam, sebaliknya menjadi pribadi pemaaf. Sebaliknya, mengingat kesalahan kita kepada orang lain adalah salah satu bentuk upaya agar kita tidak mengulangi kesalahan kepada orang lain. Kita juga hendaknya tidak mengingat kebaikan-kebaikan kepada orang lain karena akan menghambat kita untuk berbuat kebaikan-kebaikan lainnya. Dengan mengingat kebaikan yang pernah dilakukan, kita akan merasa telah banyak berbuat sehingga menutup pintu untuk berbuat yang lebih baik dan banyak lagi.

Ukir kebaikan orang di atas batu agar kebaikan tersebut menginspirasi kita untuk berbuat baik pula. Ukir kesalahan orang di atas pasir agar ketika waktu berlalu dan ombak menghempas, amaka ukiran itu akan rata, akan hilang, dan dendam-amarah dalam hati kita pun sirna.

Selamat Idul Fitri semoga kita kembali fitrah. Amin.

Abdul Hakim

Met Idul Fitri 1428 H

Dalam segala upaya selalu ada celah berbuat salah
Selalu ada warna kelabu meski kuingin warna biru
Selalu ada rasa pahit meski kuingin beri rasa legit
Buka maaf untuk kami
Agar hidup berasa damai
Selamat Idul Fitri
Semoga berkah Allah melimpahi
Amin!

Hakim Sekeluarga