Minggu, 19 April 2009

Pelangi Bontang pada Suatu Senja



Dapat menikmati keajaiban alam adalah sebuah kenikmatan tersendiri. Munculnya benang raja (pelangi) misalnya, adalah salah satu momen yang istimewa. Langit serasa menjadi sebuah kanvas luas yang berlukis indah: warna-warni pelangi.


Seperti Sabtu, 18 April 2009 yang lalu, pada sebuah senja, tatkala gerimis sisa-sisa hujan masih turun, lengkung indah pelangi menghias jelas di langit Bontang. Bukan hanya satu, tapi ada bias pelangi yang lain yang warnanya lebih halus. Sangat indah.


Kami, saya-istri-anandaku, takjub. Kuhentikan laju kendaraan dan turun. Meski rintik hujan masih basah, demi pelangi indah itu, tak apalah. Kukeluarkan kamera yang selalu menemaniku dan...jepret....jepret.....


Alhamdulillah, Tuhan masih memberikun kesempatan memandangi dan menikmati pelangi indah di senja itu.. Sebuah fenomena alam yang berulang tetapi tetap mengagumkan.

Senin, 13 April 2009

Caleg Cari Dana

Minggu yang lalu saya baca berita dalam kolom kecil tentang caleg yang menghimpun dana dari para simpatisannya (konstituen) untuk keperluan pencalegannya (Kaltim Post, 5 April 2009). Saya pikir ini sesuatu yang luar biasa karena yang kita tahu biasanya caleg-lah yang bagi-bagi uang dalam rangka mendapatkan dukungan.

Inilah kisah caleg yang dicintai konstituennya, yaitu Mallika Sarabhai. Ketika sang calon mengedarkan keranjang di rumahnya, yaitu Ahmedabad India, penari terkenal tersebut mendapat sumbangan yang cukup lumayan. Sumbangan tersebut akan digunakannya dalam pemilu yang akan dilaksanakan pada 13 April sampai dengan 13 Mei 2009. Sumbangan tersebut menjadi cermin kepercayaan rakyat.

Kalau di Indonesia kan sebaliknya. Tapi, ya... tunggu aja, ntar kalau udah terpilih, dia akan mengambil gantinya dari uang rakyat (astaghfirullah...).

Seandainya mental kita seperti para pencinta Mallika, maka kita tidak bertemu dengan para caleg yang suka memberi dengan harapan mendapat imbalan, yaitu dipilih. Semoga kita, terutama para caleg, bisa belajar dari mereka.

Sabtu, 11 April 2009

Fabulous Award

Dalam tiga bulan ini, aku bener2 nggak aktif "menghidupi" blog sederhana ini... Berasa sayang banget, jadi nggak produktif. Tapi, nggak boleh keterusan. Ayo, semangat, semangat! Nulis lagi!

Hari ini baru mulai lagi. Alhamdulillah, salah satu sahabat ngasih support dalam bentuk award. Makasih buat Mas Adi... Sukses ya...!





Seperti biasa setiap award pasti ada aturannya, tapi jangan takut karena aturannya gampang banget dan dijamin ngga bikin pusing, ini dia aturannya:




Put the logo on your blog or post.
Nominate at least 10 blogs which you think are FABULOUS.
Be sure to link to your nominees within your post.
Let them know that they have received this award by commenting on their blog.
Share the love and link to this post and to the person from whom you received your award.

Sepuluh blogger kawan2/sahabat yang juga kubagi award ini adalah:

1. Perma Bakti
2. Truly Tisna Milasari
3. Else Liliani-UNY
4. Rurumahku-Elkaes
5. Dunia Nina
6. Ibnu Nugroho Bontang
7. Jordy Rumi Bontang
8. Efro (Hakim Junior)
9. Sentot Prasasto
10. drg. Ari

Jumat, 10 April 2009

Sesaat Sebelum Nyontreng Caleg




Emang seh, sama-sama repot: sedikit atau banyak pilihan tak membuat pemilih semakin mudah untuk memilih. Ini adalah beberapa gambar yang saya abadikan saat nyontreng. Para pemilih masih sibuk melihat nama-nama dan gambar caleg. Kemungkinan yang pertama, daripada menunggu-bengong, mending melihat-lihat foto caleg. Kedua, untuk memastikan kembali nama caleg atau partai yang akan dipilih. Dan, yang ketiga, dan ini jumlahnya juga banyak, mereka melihat karena masih masih bingung akan memilih yang mana......

Tampak juga dua anak yang duduk manis menunggu orang tuanya mengantri untuk mencontreng.

Pas Pemilu 2009 di Bontang


Pagi-pagi buru-buru mengantri untuk mencontreng di TPS karena pas jam 9-11 harus siaran live di PKTV. Ya, biasa, melaporkan peristiwa-peristiwa yang terjadi seputar pencontrengan di wilayah Bontang.

Untungnya, ada tamu yang diundang untuk diwawancarai, yaitu Bapak saleh Doman dari D Foxx Bontang dan Harman Thamrin (praktisi hukum dan mantan anggota KPU). Jadi, sambil menunggu laporan dari para rekan reporter, kami mengobrol soal pemilu: siapa yang bakal unggul, tentang caleg busuk, pemilih busuk, golput, dll. Ya, lumayan seru perbincangan kami.

Intinya:
Pertama, siapa pun yang terpilih merupakan represntasi dari masyarakat pemilih. Kalau misalnya ada caleg bagus tetapi tidak terpilih, sebaliknya yang terpilih malah yang biasa-biasa saja (untuk tidak mengatakan "di bawah standar"), maka ya begitulah potret masyarakat kita. Kemampuan mereka memilah dan memilih adalah cermin yang secara tidak langsung yang dapat kita lihat dari sang pemilih.

Kedua,berdasarkan pengalaman simulasi yang diadakan di berbagai daerah (dalam jumlah yang relatif kecil, maklum KPU-nya jumlahnya terbatas), terbukti bahwa banyak suara yang tidak sah karena sang pencontreng tidak seratus persen memahami mekanismenya. Akibatnya, banyak asumsi pada pemilu kali ini pun akan banyak suara yang tidak sah. terlebih, masih banyak masyarakat kita yang buta baca-tulis.

Ketiga, golput masih berjaya (kok....?). Diprediksi akan berada pada kisaran 30 s.d. 40%. Tentu banyak alasan yang melatarbelakangi, dari yang logis sampai yang latah tak jelas. Misalnya, seseorang tidak mau memilih karena beralasan: memilih atau tidak toh sama saja, tidak ada yang signifikan berubah; bingung karena terlalu banyak caleg (capek deh... banyak pilihan bingung, sedikit pilihan katanya kok pilihannya cuma itu, maunya gimana ya..??); ada juga yang malas-malasan tanpa alasan; malah banyak juga yang memanfaatkan hari rakyat tersebut sebagai hari berlibur. Jadinya, menu utamanya berlibur. Nyontreng menjadi nggak penting. Apalagi, kali ini sampai empat hari liburnya.. Berasa asyik buat berlibur, baik dalam kota maupun keluar kota, bahkan keluar provinsi. Tentu, alasan-alasan lainnya masih banyak.

Keempat, sosialisasi tentang pencontrengan menjadi lebih baik karena para caleg. Jadi, KPU layak berterima kasih kepada mereka. Para caleg ketika sedang turun ke masyarakat untuk menggalang dukungan rata-rata juga menyimulasikan cara menyontreng.

Kelima, masih banyak masyarakat pemilih memilih karena diberi sesuatu oleh para caleg, terutama pemberian berupa barang-barang (souvenir--serupa payung, kain, kaos, sarung, sembako, dll.). Tentang politik uang, meski tidak terekspos, pastinya masih menjadi tradisi yang jitu buat para caleg.

Dan............, masih bnayak lagi.....

Kamis, 09 April 2009

DPD KNPI Bontang: Talkshow Pemuda Menuju Parlemen




"Beri kesempatan kepada pemuda untuk melayani masyarakat", begitulah bunyi jargon yang terpampang besar di backdrop Talkshow Pemuda Menuju Parlemen yang digagas oleh DPD KNPI Kota Bontang dengan didukung Tribun Kaltim dan PKTV (Publik Katulistiwa Televisi). Acara tersebut diselenggarakan di Auditorium Pemkot Bontang pada Sabtu, 4 April 2008, lima hari sebelum pencontrengan.

Talkshow yang dibagi dalam dua sesi tersebut, yaitu pukul 09.00-12.15 dan 13.00-16.00, berlangsung meriah. Walikota Bontang, dr.H. Sofyan Hasdam, S.Ps. memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi acara tersebut. Tampak juga dalam deretan tamu undangan di antaranya Sekda Kota Bontang, Ir. H. Adi Darma, Asisten I Drs. H. Abd. Muis P., dll.

Elemen masyarakat yang hadir adalah para caleg muda dari berbagai parpol, partisan, masyarakat umu, dan para pelajar SMA usia pemilih.

Saya merasa excited sekali karena diberi kesempatan menjadi host/presenter dalam even tersebut. Maklumlah, ini acara pertama yang saya pandu setelah setahun kemarin saya terpaksa break dari aktivitas ini karena harus meninggalkan Bontang. Meski capek karena harus berdiri berjam-jam, tetapi terbayar karena acara berlangsung lancar, bahkan beberapa komentar positif langsung disampaikan audiens ke saya pasca-acara. Alhamdulillah...

Banyak hal menarik yang sempat saya catat dari dialog yang dihadiri caleg-caleg muda yang berjumlah 20 orang mewakili partai masing-masing. Ada beberapa partai yang tidak menghadirkan caleg muda mereka dengan berbagai alasan. Mulai dari kepadatan jadwal sampai pada kesimpulan panitia bahwa mereka tidak punya kesiapan yang mapan untuk tampil dan berdialog langsung dengan para panelis dan audiens yang hadir. Oh ya, mestinya ada empat panelis, tetapi salah satunya berhalangan hadir, yakni dari Tribun Kaltim-Samarinda. Tiga yang hadir adalah Saleh Doman (pemerhati politik - D Foxx), Harman Thamrin (DPD KNPI-praktisi hukum-mantan anggota KPU), dan Andi (Lembaga Survei Kaltim).

Beberapa hal di antara sekian banyak yang saya catat, antara lain:
1. Kemampuan mereka cenderung seragam, standar. Hal tersebut tampak dari cara dan konten jawaban mereka. Hanya beberapa dari mereka yang agak mapan secara emosional dan kemampuan.
2. Rata-rata mereka tidak menggunakan waktu secara efektif. Mereka tidak menggunakan waktu 3 menit untuk menyampaikan visi-misi dan fakta integritas (jaminan mutu saat nanti menduduki kursi DPR) dengan baik. Pembicaraan mereka masih bertbunga-bunga, istilah yang saya gunakan untuk menggantikan kata "mbulet". Hal yang sama juga terjadi saat mereka menjawab pertanyaan panelis. mereka tidak menjawab secara taktis, padahal waktu yang disediakan maksimal 3 menit.
3. Dari 20 caleg, hanya satu caleg (yaitu caleg DPD RI, Abriyanto Amin) yang menggagas tentang lingkungan sebagai salah satu hal yang diperjuangkan.

Akan tetapi, dengan segala kekurangan para caleg muda tersebut, saya tetap mengapresiasi, sebab mereka telah berani mencalonkan atau dicalonkan