Kamis, 27 Maret 2008

RINDUKU

Abdul Hakim

Saat gelisah menyeruak

Menampar-nampar, terserak

Menelanku mentah-mentah

Resah terdalam menyudutkan

Gulir bening menetes, sekarat

Melemparku ke puisi tanpa isi

Sebab, ia sekadar menyesak tak terkata

Yogya, 28 Maret 2008

Tidak ada komentar: