Abdul Hakim
Saat gelisah menyeruak
Menampar-nampar, terserak
Menelanku mentah-mentah
Resah terdalam menyudutkan
Gulir bening menetes, sekarat
Melemparku ke puisi tanpa isi
Sebab, ia sekadar menyesak tak terkata
Yogya, 28 Maret 2008
Posting Komentar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar