

PESONA JINGGA
(untuk momi)
Selaci pesona jingga milikku tak kubiar memercik selain untukmu
Sebab derai tawamu tulus membuka jendela dan beriku semilir sejuk yang memesona
Menggumpal mimpi-mimpi yang kian melaksa
Mengarsir kanvas dengan kedalaman hati agar kelak lukisku tentangmu elok dan berjiwa
Beriku bahagia yang tak pernah pupus sampai garis waktu membatas
Yogya, 27 Pebruari 2008
MELUKAIKU MELUKAIMU MELUKAINYA
Darah mendidih yang tawarkan gejolak bergelegak mungkin akan menjadi madu
Kuhisap, meresap, dan membekas…
Melukaiku…melukaimu…melukainya.
Yogya, 28 Pebruari 2008
SENJA DI KALIKOTES
Menapaki jalan kecil ketika semburat senja melukis alam dengan sempurna
Padi hijau kekuningan menghampar melenakan
Sorot merah keemasan di antara pucuk-pucuk pohon, pada sela dedaunan
Pegunungan memanjang melukis garisnya sendiri di bawah langit yang berkilauan
Aku tersulut takjub
Lukisan mahal yang jarang kujumpa di belantara Borneo yang mulai usang
Senja di Kalikotes, jangan koyak warnamu, jangan rapuh bingkaimu
Bersama buah hatiku, kuingin nikmatimu pada suatu senja di suatu hari
Aku akan datang lagi…
Yogya, 28 Pebruari
(Kalikotes-Klaten pada 22 Pebruari 2008)
LAGU RINDU
(untuk f-ku)
Celotehmu mencipta irama galau hati yang tersekat ruang dan waktu
Menyanyikan rindu yang safir, tertahan
Melintas tak terputus
Resah tersembunyi yang harusnya kusibak
Kunci yang kubawa menutup riuhmu pada bahagia yang biasa kau gambar dengan bias senyum
Aku ingin pulang dan membuka pintumu untuk nyanyikan lagu rindu bersama
Lalu mencipta lagu baru tentang menerbangkan layang-layang bersama pada suatu sore di
antara semilir angin yang mengoyak dedaun dan gugur beterbangan di antara derai tawa kita
Yogya, 28 Pebruari 2008
KUJEMPUT RINDU IBUKU
Rindu yang bungkam menahan lelah ini, Ibu
Menyaikiti aku yang tak jarang tak kuasa menjalani takdir keterpisahan
Aku masih memendam ingin untuk terbang bersama mengitari langit biru keabu-abuan
Menikmati tatap kasih induk burung yang tengah menyuapi anak kecilnya
Menyanyikan senandung lagu ditimpah nyanyian alam yang mendamaikan
Ibu, tunggu aku, kan kujemput rindu ini agar pecah menjadi bunga bermekaran
Laksana mawar jingga beraroma indah yang kau tanam depan rumah kita
Aku akan pulang, Ibu.
Amplas Yogya, 28 Pebruari 2008JUSTRU KARENA BAPAKKU ADALAH ENGKAU
Menapaki bukit, membelah belantara, menyeberangi sungai dan laut telah menguatkanmu,
kokoh berdiri
Melecut semangat yang masih pulas
Membabat mimpi-mimpi kosong menjadi kenyataan yang beringas
Engkau berlari di saat mereka tengah duduk atau berjalan
Kau dirikan bangunan dengan bulir peluh yang membasah sekujur tubuh
Keras dan keriput tua tak hentikanmu untuk selesaikan tugas akhir
Semoga, cintamu kepada kami mendapat cinta yang berlaksa dari Sang Maha Pecinta
Yogya, 28 Pebruari 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar