Rabu, 27 Februari 2008

Saat Jenuh Menyergap

Salah satu pekerjaan yang membosankan adalah menunggu sesuatu tanpa batas waktu. Tak jauh berbeda dengan hal itu, sesuatu yang membuat kita jenuh, tidak termotivasi, dan akhirnya kita tidak bersemangat dan mengantuk adalah saat kita ada dalam sebuah ruang dan waktu yang mengharuskan kita tetap ada, mengikuti, tepatnya terpaksa mengikuti sesuatu padahal kita tidak merasa nyaman di tempat itu. Ketidaknyamanan itu bisa terjadi karena suasana yang tidak kondusif, acara tidak dikemas secara menarik, atau tatkala kita harus mendengar sebuah pembicaraan (perbincangan, ceramah, kuliah, atau sejenisnya) yang kurang asyik. Mungkin saja kita merasa tidak ada transformasi wawasan yang berarti karena kita telah mengetahui sebelumnya. Atau, bisa saja karena sang pembicara kurang mampu menjadi pembicara yang baik dan menarik, padahal materi yang disampaikan mestinya tergolong penting.

Tentang hal di atas, hari ini saya mengalaminya…..sampai terkantuk-kantuk…ingin rasanya kubunuh waktu yang tak beranjak secepat yang aku ingin…Dalam suasana kantuk yang kagak nahan, kutulis puisi jelek berikut! Judulnya:

Ingin Kubunuh Waktu

Menapaki waktu yang tak berbuah

Adalah menatap langit mendung tebal, hitam

Berarak tak beri rona warna cerah

Pekat, lekat!

Tapi, ia harus kulahap

Karena tak ada lagi pilihan yang tepat

Meski aku mulai sekarat.

Yogya, 25 Pebruari 2008

Tidak ada komentar: