Rabu, 09 April 2008

Tentang Pintu Kita (untuk sahabat)

Abdul Hakim


Ada yang menyeruak sesak

Saat pintu perpisahan

telah dibuka

Dan pintu pertemuan

telah ditutup

Maka sosokmu lenyap

hilang

Yang tersisa hanya

Sebuah lukis imajiner tentang siluetmu

yang kugores pelan

depan pintumu,

pintuku,

pintu kita,

pintu yang pada saatnya juga aku tutup

dan cerita tentangnya akan semakin buram

Sebab,

Kau kan buka pintumu di sana

Ku kan buka pintuku di sini

Semoga,

Pintu hati masih terbuka

Meski pintu yang beri celah buat kita

untuk bertatap akan tertutup rapat

Sebuah pintu berterali,

yang angkuh dan sombong


Yogya, 9 April 2008

1 komentar:

Gani mengatakan...

Puisi yang bagus dan indah