Jumat, 10 April 2009

Pas Pemilu 2009 di Bontang


Pagi-pagi buru-buru mengantri untuk mencontreng di TPS karena pas jam 9-11 harus siaran live di PKTV. Ya, biasa, melaporkan peristiwa-peristiwa yang terjadi seputar pencontrengan di wilayah Bontang.

Untungnya, ada tamu yang diundang untuk diwawancarai, yaitu Bapak saleh Doman dari D Foxx Bontang dan Harman Thamrin (praktisi hukum dan mantan anggota KPU). Jadi, sambil menunggu laporan dari para rekan reporter, kami mengobrol soal pemilu: siapa yang bakal unggul, tentang caleg busuk, pemilih busuk, golput, dll. Ya, lumayan seru perbincangan kami.

Intinya:
Pertama, siapa pun yang terpilih merupakan represntasi dari masyarakat pemilih. Kalau misalnya ada caleg bagus tetapi tidak terpilih, sebaliknya yang terpilih malah yang biasa-biasa saja (untuk tidak mengatakan "di bawah standar"), maka ya begitulah potret masyarakat kita. Kemampuan mereka memilah dan memilih adalah cermin yang secara tidak langsung yang dapat kita lihat dari sang pemilih.

Kedua,berdasarkan pengalaman simulasi yang diadakan di berbagai daerah (dalam jumlah yang relatif kecil, maklum KPU-nya jumlahnya terbatas), terbukti bahwa banyak suara yang tidak sah karena sang pencontreng tidak seratus persen memahami mekanismenya. Akibatnya, banyak asumsi pada pemilu kali ini pun akan banyak suara yang tidak sah. terlebih, masih banyak masyarakat kita yang buta baca-tulis.

Ketiga, golput masih berjaya (kok....?). Diprediksi akan berada pada kisaran 30 s.d. 40%. Tentu banyak alasan yang melatarbelakangi, dari yang logis sampai yang latah tak jelas. Misalnya, seseorang tidak mau memilih karena beralasan: memilih atau tidak toh sama saja, tidak ada yang signifikan berubah; bingung karena terlalu banyak caleg (capek deh... banyak pilihan bingung, sedikit pilihan katanya kok pilihannya cuma itu, maunya gimana ya..??); ada juga yang malas-malasan tanpa alasan; malah banyak juga yang memanfaatkan hari rakyat tersebut sebagai hari berlibur. Jadinya, menu utamanya berlibur. Nyontreng menjadi nggak penting. Apalagi, kali ini sampai empat hari liburnya.. Berasa asyik buat berlibur, baik dalam kota maupun keluar kota, bahkan keluar provinsi. Tentu, alasan-alasan lainnya masih banyak.

Keempat, sosialisasi tentang pencontrengan menjadi lebih baik karena para caleg. Jadi, KPU layak berterima kasih kepada mereka. Para caleg ketika sedang turun ke masyarakat untuk menggalang dukungan rata-rata juga menyimulasikan cara menyontreng.

Kelima, masih banyak masyarakat pemilih memilih karena diberi sesuatu oleh para caleg, terutama pemberian berupa barang-barang (souvenir--serupa payung, kain, kaos, sarung, sembako, dll.). Tentang politik uang, meski tidak terekspos, pastinya masih menjadi tradisi yang jitu buat para caleg.

Dan............, masih bnayak lagi.....

Tidak ada komentar: