Senin, 24 September 2007

Mencari Jejak Sang Pipit



Kepak kecilmu semakin payah
Mencari tempat berpijak melepas lelah
Karena hijaunya dedaun telah kering dan terlumat ke tanah
Bahkan, ranting itu pun rapuh ketika kaki kecil menginjanknya

Sang pipit oleng tak tahu harus kemana
Sejauh mata memandang, hutan kering kerontang
Matanya silau meradang
Hidupnya terusik, bahkan harus terusir

Si kecil kepakkan sayapnya tanpa arah
Asanya hancur diterpa bencana
Tangan-tangan nista telah membabatnya
Dan, ketika semua rindu akan kicaunya
Kita bingung mencari jejaknya
Dimanakah ia?
Telah terkuburkah?


Bontang, 27 Agustus 2007
Abdul Hakim

Tidak ada komentar: