Jumat, 09 Mei 2008

Finalis Indonesian Idol 2008 ke Spekta





Indineisan Idol (II) 2008 yang baru saja mendapatkan 12 finalisnya dan minggu depan baru memasuki awal babak spektakuler menjadi salah satu acara wajib buat saya tonton. Sayangnya, layaknya menonton relaity-reality show berhamba pada SMS, seringkali membuat penonton kecewa. Calon idola yang kompeten tak jarang harus tersisih karena pemerolehan SMS-nya rendah. Hal ini masih menjadi bukti bahwa penonton Indonesia masih harus belajar menjadi pemilih yang objektif. Bukan karena fisik atau "jualan kesedihan" (istilah Lala, yang akhirnya tersisih juga). Lala membuat pernyataan yang hebat. Sewaktu orang tuanya yang menjadi TKI di Saudi Arabia disambungkan dengan Lala di pentas, Lala bilang, "Mi, Umi, jangan nangis. Nggak perlu nangis. Ntar dikira jualan kesedihan untuk dapat menjadi finalis Indonesian Idol!"

Oh ya, ngomongin kualitas, menurut saya para finalis 12 besar cowok rata-rata lebih bagus daripada 12 besar cewek. Seandainya bukan karena asa pemerataan 6 cowok dan 6 cewek yang maju ke babak spketa, saya lebih setuju perbandingannnya 5-7, 5 untuk cewek dan 7 untuk cowok.

Tentang kurang objetiknya penonton sebagai pemilih via SMS, akhirnya terbukti dengan terpilihnya beberapa finalis cewek yang kualitasnya "biasa-biasa" saja. Salah satu jagoan saya dengan timbre suara yang bagus dan kemampuan bermusik yang patut diacungi jempol malah tidak masuk, yakni Yuka dari Medan. Bandingkan dengan kemampuan Gissel (Sby) dan Safira (Madiun). Tentu kita sepakat, Yuka lebih oke.

Trus, untuk finalis cowok, relatif tidak bermasalah. Meski, saya merasa kehilangan karena Indra (Yogya) akhirnya harus pulang. Padahal, karakter suaranya keren banget, good looking, dan gayanya keren meski sudah berkeluarga. Mestinya dia layak masuk spekta. Bandingkan dengan Patudu (Jateng) atau Andy (Manado), Indra nggak kalah dengan mereka. Tapi.., ya itu, SMS gara-garanya..

Oleh karena sudah terpilih 12 finalis yang bakal maju ke babak spekta, mereka harus komit untuk berikan yang terbaik.

Untuk komentator, meski subjektif karena menyuarakan opini-opini yang sifatnya pribadi, mestinya Anda tetap berempati dengan "kira-kira" opini umum apa. Sebab menjadi taidak pada tempatnya misalnya ketika Indra berkomentar pas Yuka tampil terakhir membawakan lagu berjudul Mantra milik Anggun. Kalau komentarnya sampai pada pemilihan lagu yang kurang pas, okelah, tapi kalau bilang, "Saya nggak bisa menikmati. Apalagi saya nggak suka lagunya". Ini bukan masalah suka tidak suka, tapi bagaimana seoarang penyanyi bernyanyi, terserah lagunya apa, komentator suka atau tidak.

Secara umum, untuk komentator, juga harus berusaha kretaif dan bermanfaat komentarnya, tidak sekadar "lebai" atau apalah yang cenderung biasa-biasa saja.

Menurut saya, II 2008 peluangnya ada pada Aris (Jkt) dan Della (Jkt). Semoga! Untuk Indra dan Yuka semoga kamu akan sukses melalui jalur lainnya. Saya yakin kalian bisa kalau berusaha! II bukan jalan satu-satunya.

Abdul Hakim

Tidak ada komentar: