Senin, 17 November 2008

Sebab Sesal Selalu Mengejek di Belakang

Berkomitmen untuk menjadi bagaian dari yang terbaik, paling tidak pada kategori baik, memang memerlukan niatan yang besar dan upaya yang sungguh-sungguh sekaligus konsiisten. Jika tidak, maka bersiaplah menjadi anggota dari kelompok-kelompok terpinggirkan. Jika bukan orang lain yang menilai dan memberikan catatan, semacam 'cap' tentang diri kita, paling tidak, sebagai pelaku kita merasakan posisi yang serba tidak enak, tidak menentu, tidak nyaman, dll.

Bersahabat dengan waktu tentu tidaklah mudah. Jika kita tidak konsisiten dengan 'janji' untuk berbuat sesuatu, maka tanpa pamit, waktu akan pergi dan jangan harap dia akan menyapa kembali. Sekali beranjak, maka selamanya ia akan meninggalkan kita. Dan, ironisnya, kita tak pernah mampu mengejar waktu yang telah berlalu.

Mengaplikasikan dan mewujudkan 'janji diri atau janji hati' akan sesuatu perlu tekad yang kuat. Sangat banyak, teramat banyak selingkung membias langkah kita. Banyak sekali pernik dan warna hidup yang membius. Mereka menawarkan keindahan dan lifestyle yang seakan-akan penting dan berkelas. Padahal, kehadirannya tak lebih dari selingan ringan, semacam snack, tetapi ia mampu membunuh.

Bagi pelajar dan mahasiswa, misalnya, bermain PS, games online, chat, fs, SMS, kongkow bareng, atau pacaran jauh lebih membius daripada mengerjakan PR atau belajar materi pelajaran. Godaan-godaan yang sama juga berlaku bagi orang dewasa, baik karyawan atau apapun profesinya.

Ketika waktu masih ada, kita bilang 'ntar'. Ketika kesempatan masih terbuka, kita bilang, 'masih kurang beberapa hari, kok!' Padahal, 'ia' adalah embrio mematikan. Ketika waktu dan kesempatan tak lagi berpihak, sedang target yang kita canangkan belumlah 'kelar', maka sesal pun datang. Ia tertawa dan mengejek kita. Dan, sedih, pilu, merana, akan terbungkus sempurna. Ia akan menjadi kado terindah buat kita yang terlena.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

setuju bang..kebanyakan masyarakat (termasuk aku) belum bisa memandang kesempatan dan waktu sebagai hal yang berharga. Terkadang membuang2nya dengan hal yang gak bermanfaat...postingannya keren2 nie..kapan2 nongkrong lagi ah kesini..mau makan dulu..

Unknown mengatakan...

seteju bang, terkadang setelah waktu berlalu barulah terasa sesal di hati, kek skrg bang knapa ga dari dulu ngerti komputer yak kl tau kan bs cari kerja di malaysia hahaha

Anonim mengatakan...

sbenernya aku juga ngrasa begitu... smg tulisan yg kutulis sedniri ini juga mampu menjadi pengingat buatku...amiin

Anonim mengatakan...

salam kenal, ya begitulah pak, kebetulan saya sendiri sering kali bermasalah dengan managemen waktu.

benar seperti yg bapak sampaikan, menunda sesuatu, namun justru akan membuat bom waktu.