Kamis, 03 Januari 2008

Seharusnya....

Tepat tanggal 27 Desember 2007, aku menerima surat dari Universitas Mataram Nusa Tenggara Barat. Agak kaget juga. Sebab, seingatku, rasanya tidak pernah ada sesuatu yang membuatku dapat menerima surat dari universitas tersebut. Memang sih, bukan berarti tidak punya sejarah sama sekali dengannya, tapi tidak untuk saat ini.
Dulu, dulu sekali, sewaktu masih mahasiswa, tepatnya tahun 1994-an, memang saya pernah menjadi ketua studi banding mahasiswa IKIP Malang (universitas Negeri Malang) ke sana. Oleh karenanya, saya pernah berkunjung ke sana dua kali. Dan, sebelumnya tentu ada proses yang mekanismenya menggunakan surat.
Tapi... untuk saat ini? Ada apa? Sesaat itulah pikirku sebelum kemudian mengetahui isinya.
Ternyata, panggilan beasiswa pendidikan profesi selama setahun di kampus tersebut. Waduh, mimpi aja tidak. Jauh banget!
Panggilan tersebut merupakan jawaban dari aplikasi/formulir pendaftaran/seleksi penerimaan beasiswa pendidikan profesi bagi guru tahun 2008 yang telah saya kirim pada November 2007 ke Jakarta. Beasiswa tersebut diberikan kepada guru-guru berprestasi, baik prestasi tingkat daerah, terutama yang berskala nasional. Saya tidak menyangka, ternyata saya ditempatkan di sana. Sebelumnya, saya berharap bisa mengikuti program tersebut paling tidak di Malang, Surabaya, atau Jogja. Kebayangnya sih...bisa kuliah di Jakarta, tentu akan lebih sempurna. Sebab, saya punya rencana lain yang harus dikerjakan jika beasiswa tersebut di Jakarta. Ternyata...! Waduh, dua teman saya, 1 dari Balikpapan dan 1 dari Pasir, sama-sama kaget saat kutelepon. Apalagi ternyata, sayalah yang menerima surat duluan.
Ternyata pula (banyak ternyatanya neh...), karena ini proyek, tentu sudah ditentukan segala sesuatunya. Penerima beasiswa dari Kaltim, Kalsel, Jawa Timur, Bali, dan NTB, misalnya, dikonsentrasikan di Bali dan Lombok Mataram.
Andai bisa, mau nego agar bisa dipindah ke wilayah Jateng atau Jakarta. Tapi, serba keburu-buru. Kuliah perdana kini telah dimulai. Kami sudah konfirmasi, nggak masalah terlambat. Tapi..., ternyata sampai hari ini kami belum yakin juga.
Ngebayangin, Bontang-Balikpapan, Balikpapan-Surabaya, Surabaya-Bali, Bali-Lombok....
Meski di sisi lainnya, Lombok yang serupa Bali nan eksotis banget itu, juga membuatku ingin dan ingin lagi kesana. Tapi, ternyata, banyak pertimbangan sebelum aku ke sana. Mungkinkah ini peristiwa serupa ketiga yang bakal terulang kembali? (?????/ Tar kutulis sendiri di bagian lain...)
Andai masih ada alternatif......?????

Tidak ada komentar: