Kamis, 02 Oktober 2008

Refleksi Idul Fitri 1429 H

Beberapa hari ini umat muslim sedunia sedang bergembira merayakan kemenangan ramadhan. Idul Fitri yang jatuh pada 1 Oktober 2008 seperti pada Idul fitri-Idul Fitri sebelumnya selalu marak dengan kesibukan mudik, petasan, kembang api, kue-makanan lebaran, baju baru, takbiran, kemudian saling bermaafan. Pokoknya Idul Fitri selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Meski tak jarang diwarnai oleh keributan pembagian zakat yang berujung kepada tragedi kematian atau luka-luka, pencurian saat rumah ditinggal tarawih atau ditinggal mudik, serta berbagai kecelakaan maut yang begitu mengiris, tetapi warna bahagia dan riuh kegembiraan selalu menjadi menu utama hari lebaran.

Aktivitas menonjol dari ritual berlebaran adalah saling bermaafan. Alhamdulilah, pada saat lebaran selalu terbuka celah untuk saling mendekatkan diri dan saling memberi dan menerima maaf. Agar ritual tersebut membekas, masing-masing individu harus mempunyai niatan yang ikhlas bahwa ritual bermaafan tidak sekadar terucap dan saling berjabat tangan. Lebih dari itu, harus dimunculkan dari keasadaran hati yang mantap bahwa hidup dalam kebersamaan dan kedamaian jauh lebih indah dan bermakna.

Ada kata-kata/kalimat bijak yang dapat menjadi pengingat buat kita, yakni lupakan kebaikan kita kepada orang lain, tetapi ingat kebaikan orang kepada kita. Ingat kesalahan kita kepada orang lain, lupakan kesalahan orang kepada kita. Dengan kata lain, maksud tersebut juga bisa diungkapkan dengan peribahasa: ukir kebaikan orang di atas batu dan ukir kesalahannya di atas pasir.

Pengingat di atas terasa sangat bijak agar kita tidak menjadi pendendam, sebaliknya menjadi pribadi pemaaf. Sebaliknya, mengingat kesalahan kita kepada orang lain adalah salah satu bentuk upaya agar kita tidak mengulangi kesalahan kepada orang lain. Kita juga hendaknya tidak mengingat kebaikan-kebaikan kepada orang lain karena akan menghambat kita untuk berbuat kebaikan-kebaikan lainnya. Dengan mengingat kebaikan yang pernah dilakukan, kita akan merasa telah banyak berbuat sehingga menutup pintu untuk berbuat yang lebih baik dan banyak lagi.

Ukir kebaikan orang di atas batu agar kebaikan tersebut menginspirasi kita untuk berbuat baik pula. Ukir kesalahan orang di atas pasir agar ketika waktu berlalu dan ombak menghempas, amaka ukiran itu akan rata, akan hilang, dan dendam-amarah dalam hati kita pun sirna.

Selamat Idul Fitri semoga kita kembali fitrah. Amin.

Abdul Hakim

Tidak ada komentar: