Jumat, 31 Oktober 2008

Yang Luar Biasa dan yang Menjadi Best Moment dalam Film Laskar Pelangi (3)


Meski selepas Idul Fitri kami telah menonton film LP di Samarinda, saat saya kembali ke Yogya, beberapa waktu yang lalu, saya menontonnya lagi. Ada magnet positif yang membuat saya tertarik untuk menikmati film tersebut. Meski harus ngrantri lagi, tapi tak apalah.

Hampir keseluruhan film ini menarik, tetapi tetap saja ada beberapa momen yang paling berkesan buat saya dan beberapa hal yang saya anggap luar biasa. Mungkin, buat Anda, momen yang berkesan bisa sama dengan saya atau berbeda. Tidak menjadi maslah karena setiap orang punya nilai rasa yang berbeda-beda. Berikut beberapa beberapa hal yang luar biasa dan best moment menurut saya dari film Laskar Pelangi.

Beberapa hal yang luar biasa dari film LP, di antaranya:

1. Akting sepuluh pemain 'laskar pelangi'tampak sangat natural dalam membawakan perannya. Terasa semakin hebat karena sebenarnya mereka adalah anak-anak kampung Belitong yang sebelumnya tidak pernah bersentuhan dengan dunia film. Apalagi trio Ikal-Lintang-Mahar, T-O-P-B-G-T!
2. Akting dan karakter Pah Harfan, keren banget.
3. Usaha Cut Mini untuk lebur dalam perannya sebagai Bu Muslimah patut diacungi jempol.

Beberapa momen spesial dalam film LP, di antaranya:

1. Saat Bu Mus keluar dari ruang kelas dan izin kepada Pak Harfan (Ikranegara) untuk mencari satu calon siswa lagi agar genap sepuluh sebagai penentu yang disyaratkan bagian pendidikan saat itu (semacam penilik pendidikan) bagi dibukanya sebuah kelas baru, yakni minimal sepuluh siswa. Bu Mus terenyuh dan berteriak girang ketika dari jauh dilihatnya salah satu calon murid, agak keterbelakangan mental, yaitu Harun. Dalam novel LP, Andrea menyebutnya sebagai 'juru selamat'.
2. Saat Ikal terperangah dan jatuh hati melihat Aling di Toko Harapan Kita. Dari balik lubang dimana Ikal mengambil kapur, lalu kotak kapurnya terjatuh, maka sesaat Ikal dapat menikmati wajah oriental Aling. Dan, bunga-bunga pun berjatuhan... (romantis abiss...!).
3. Ketika Ikal meratapi kesediannya ditinggal Aling kemudian Mahar menyanyikan Bunga Seroja diiringi teman-temannya. *Haru dan lucu...!*
4. Detik-detik dimana Lintang menjelaskan dengan cara menuliskan dan menjawab soal matematika yang oleh dewan juri sebelumnya jawaban Lintang disalahkan. Dan, ketika juri meminta maaf dan menyatakan SD Muhammadiyah menjadi pemenang dengan mengalahkan SD PN Timah, wuih.. terasa ikut terenyuh, bahagia, senang, dan lega melihatnya. Anak yang cerdas, luar biasa.
5. Saat Bu Mus dihadapkan pada kenyataan Pak Harfan telah meninggal dengan cara terduduk di meja-kursi ruang guru. *Kerasa bagaimana Bu Mus begitu oleng dan terpukul...!*
6. Saat Lintang berpamitan kepada Bu Mus dan sepuluh LP. Lintang akan meninggalkan sekolah tersebut untuk kemudian bekerja menghidupi ketiga adiknya dengan menjadi nelayan karena orang tua satu-satunya, bapaknya, meninggal dunia. Saat Lintang mengayuh sepeda Bu Mus menangis dan anak-anak bersedih, Ikal mengejar Lintang yang bergegas pergi, Ikal terhenti, ratapnya pilu, tangisnya pun pecah. Masya-Allah, sebuah perpisahan yang menyedihkan. Terlebih membayangkan Lintang yang masih kecil, belum lulus SD, akan bertanggung jawab dan menghidupi ketiga adiknya.

Itulah beberapa hal luar biasa dan best moment dari film LP. Sejujurnya semua menarik. Oleh karena itu, ssst.., jangan heran kalau, film ini membuat rekor penting dalam sejarah 'pertontonanku' di studio XXI, akhirnya saya nonton total tiga kali. Waddu..., kayak minum obat ya.. Tapi ya, mungkin agak 'lebai', tapi jujur saya sangat menikmatinya, merindukan para laskar cilik yang hebat. jujur pula, rasanya aku ingin bertemu dengan mereka. Andai bisa....!

Tidak ada komentar: